TRIBUNNEWS.COM - Dua anak korban penganiayaan ibu kandungnya sendiri kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Margono Soekarjo, Purwokerto, Jawa Tengah.
Sekdin Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes, Rini Pujiastuti, mengatakan setelah menjalani operasi kedua, korban telah dipindahkan ke ruang perawatan.
Tim dokter terus memantau kondisi fisik dan psikis dari kedua anak korban percobaan pembunuhan ibunya ini.
Kondisi mereka pun disebut semakin membaik, si anak bungsu kini sudah bisa diajak berkomunikasi.
Baca juga: Ibu Bunuh Anak di Brebes Belum Jadi Tersangka Walau Sudah Ditangkap, Ini Alasannya
Namun, si anak sulung masih mengalami trauma setelah menerima penganiayaan dari ibu kandungnya sendiri.
Lebih lanjut, Rini menyebut pembiayaan kedua korban di rumah sakit seluruhnya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, menurut Rini, pemerintah daerah juga akan siap mendampingi korban dari sisi psikologis.
"Terkait pembiayaan di Rumah Sakit Margono kita sudah berkoordinasi dan ditanggung oleh Pemprov Jateng. Untuk biaya pascanya dan pendampingan trauma kepada kedua anak tersebut juga ibu yang disinyalir sebagai pelaku, tetapi dia menurut saya juga menjadi korban."
Baca juga: Keluarga Ungkap Keseharian Ibu di Brebes sebelum Aniaya Anaknya, Sempat Buka Salon tapi Tutup Lagi
"Kita dari pemerindah daerah akan membiayai semua biaya tersebut dan mendampingi secara psikologis," kata Rini dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (22/3/2022).
Rini menambahkan, keputusan terkait penyembuhan korban tetap ada pada keluarga korban.
Jika nantinya korban masih trauma dan tidak ingin pulang ke rumah, maka Pemda Brebes akan menyediakan rumah aman bagi korban.
"Keputusan tetap ada pada keluarga, ada bapaknya, kalau anak tersebut belum bisa pulang karena masih trauma dan lain sebagainya, nanti sementara kita pindah ke rumah aman supaya psikis anak tersebut bisa pulih," imbuhnya.
Baca juga: Kasus Ibu Aniaya Anak di Brebes, Menteri PPPA Pastikan Korban Dapatkan Pendampingan
Hasil Pemeriksaan Awal Kejiwaan Ibu Aniaya Anak di Brebes
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kasus seorang ibu berinisial KU (35) tega menganiaya 3 anaknya di Brebes, Jawa Tengah mendapat sorotan dari masyarakat.
Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Minggu (20/3/2022) sekitar pukul 5 pagi.
Akibat tindakannya, seorang anaknya pun meninggal. Sementara, dua anak lainnya sedang menjalani perawatan intensif karena luka serius.
Diduga mengalami gangguan kejiwaan, KU pun menjalani pemeriksaan kejiwaan di di RSUD dr Soeselo Slawi Tegal, Senin (21/3/2022).
Dokter spesialis jiwa sekaligus penanggung jawab penanganan KU, dr Gloria Immanuel mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan awal.
Baca juga: Masa Kecil Penuh Pilu Jadi Alasan Ibu Aniaya Anak di Brebes, Berkali-kali Sebut Ingin Menyelamatkan
Pemeriksaan awal tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan pada KU agar mau terbuka dan bercerita.
"Iya, sampai saat ini, masih dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi. Sedangkan untuk pemeriksaanya sendiri masih tahap awal atau lebih tepatnya, kami melakukan pendekatan kepada pasien," ujar Glorio di rumah sakit, Senin (21/3/2022).
Glorio menjelaskan, KU dalam kondisi baik dan bisa menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan pihaknya.
Tetapi, untuk pertanyaan terkait insiden naas pada tiga anaknya, KU masih enggan menjawab dengan alasan lelah menjawab pertanyaan itu.
Untuk itu, pihaknya lebih fokus pada mengenali kepribadian KU terlebih dahulu.
Baca juga: Polisi Menunjukkan Pisau yang Digunakan Pelaku Pembunuhan dan Menganiaya Anak Kandung di Brebes
"Saya, sementara ini, lebih kepada berusaha mengenali watak dan kepribadian dasar pasien terlebih dahulu."
"Mulai dari latar belakang kehidupannya, latar belakang keluarga, belum masuk ke kejadian yang mengarah ke anak-anak pasien," ucap Glorio.
Di sisi lain, menurut pengamatan Glorio, KU memiliki trauma saat bertemu orang, terutama pada laki-laki.
Namun, ketika ditanya alasannya rasa takut itu muncul, KU masih enggan bercertita.
Berdasarkan informasi awal yang diterima tim dokter kejiwaan, KU mengalami tekanan lebih dari 6 bulan terakhir.
Terlebih, sejak pandemi Covid-19, usaha jasa tata rias yang dikelola bangkrut.
Baca juga: Ibu di Brebes Bunuh dan Lukai Anak-anaknya: Pelaku Dikenal Warga Sebagai Sosok Pendiam
Sejak itu, KU menganggur dan seluruh kebutuhan keluarga mengandalkan penghasilan suami yang bekerja di Jakarta.
Kendati demikian, Glorio belum bisa memberi kesimpulan apakah KU alami depresi atau tidak.
"Iya, kemungkinan, pemicu (penganiayaan kepada anak) karena faktor ekonomi. Tapi, karena belum masuk pemeriksaan psikiatri, jadi saya belum bisa melakukan diagnosa apakah pasien memang depresi atau tidak," jelas dia.
Lanjut Glorio, setidaknya ada tiga tahapan yang bakal dijalani KU nantinya.
Antara lain, psikiatri, pemeriksaan profil kepribadian, dan profil kecerdasan pasien.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Shella Latifa A)