TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 18 orang, termasuk seorang balita, tewas dalam kecelakaan maut yang terjadi di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat pada Rabu (13/4/2022) dini hari.
Kecelakaan terjadi ketika sebuah truk yang ditumpangi 34 warga menuju pusat kota.
Ke-18 korban tewas semua berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan merupakan pekerja tambang di sebuah perusahaan di Manokwari.
"Semua penumpang yang meninggal dunia ada 18 orang dan semua berasal dari NTT."
"Selain, itu, sisa penumpang masih dalam keadaan kritis," ujar Ketua Kerukunan Flobamora, Clinton Tallo, ketika dihubungi Kompas.com dari Kupang, Rabu.
Baca juga: Kecelakaan Maut Tewaskan 18 Orang di Pegunungan Arfak Papua Barat, Polisi Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Gubernur Papua Barat Sebut Kecelakaan di Pegunungan Arfak Jadi Insiden Laka Terbesar di Papua Barat
Ia merinci, 16 korban berasal dari Kabupaten Belu dan Malaka, satu orang dari Amarasi, Kabupaten Kupang, lalu satu orang dari Kabupaten Sikka.
Dikutip dari Kompas.com, inilah identitas 18 korban tewas dalam kecelakaan maut di Pegunungan Arfak:
1. Andre (27) sopir truk, asal Atambua (NTT) yang beralamat di Arowi;
2. Servasius Lelok (40), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Sowi 4;
3. Alexander Mauk Butak B (43), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Sanggeng;
4. Ardianus Kin, asal Atambua (NTT) yang beralamat di Susweni;
5. Linda (20), beralamat di Susweni;
6. Paulus, asal Atambua (NTT);
7. Istin Nahak (3), asal Atambua (NTT) yang beralamat Reremi;
8. Hengki Boymau (32), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
Baca juga: Sidang Kopda Andreas, Saksi Bantu Gotong Tubuh Korban: Handi Masih Bernapas Usai Kecelakaan
Baca juga: Sosok Letda I Kadek Suhardiyana yang Meninggal dalam Kecelakaan di Merauke, Tak Masuk Rombongan KSAD
9. Stevanus Malik (39), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
10. Edmon Aliando, asal Atambua (NTT);
11. Bernadus A Nahak (25), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
12. Yohanes A Tomauk (25), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
13. Vincensius K Nahak (41), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
14. Santus, asal Atambua (NTT) yang beralamat di Fanindi;
15. Gregorius (43), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Sowi 4;
16. Lau Servas (35), asal Atambua (NTT) yang beralamat di Sanggeng;
17. Edo Bauk, asal Atambua (NTT);
18. Longginus (30).
Baca juga: Kadispenad Benarkan Kabar Rombongan KSAD Kecelakaan di Merauke Papua: 1 Meninggal dan 3 Terluka
Baca juga: BREAKING NEWS: Rombongan Jenderal Dudung Kecelakaan, Seorang Perwira TNI Meninggal Dunia
Penyebab Kecelakaan
Diduga truk mengalami rem blong saat melintas di tanjakan Minyambouw hingga akhirnya menghantam tebing dan terseret sampai enam meter.
Kapolres Manokwari, AKBP Parasian Herman Gultom, mengatakan sejak awal truk diketahui memuat beban yang terlelu berlebih.
Seperti diketahui, truk yang menuju pusat kota itu membawa 34 orang.
Tak hanya itu, truk juga memuat 103 batang kayu, rangkaian pelat besi cor ukuran 16 mm, satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter, dan satu chainsaw atau gergaji mesin.
Semua barang-barang tersebut merupakan milik korban.
Lebih lanjut, Gultom menyebut sopir truk tak cakap hingga menyebabkan kecelakaan.
"Ada beberapa faktor lain termasuk kondisi saat itu beraktivitas di jalan yang tanpa lampu jalan," tutur Gultom, Rabu (13/4/2022), dikutip dari TribunPapuaBarat.com.
Mengutip Kompas.com, selain kelebihan muatan, truk juga dalam kondisi tak layak jalan.
Kondisi ban belakang gundul alias sudah waktunya diganti, hingga menyebabkan truk meluncur dan menabrak sisi kiri gunung.
Baca juga: Ipda Imam Meninggal Bukan Karena Kericuhan saat Demo di Kendari, Tapi Karena Insiden Kecelakaan
Baca juga: Kepala Dinas Penerangan TNI AD: Kecelakaan Tunggal dan di Luar Rombongan Kasad
Gubernur Papua Barat: Kecelakaan Terbesar
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, mendatangi kamar jenazah RSUD Manokwari, untuk melihat para korban kecelakaan lalu lintas di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022).
Kunjungan tersebut juga didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Otto Parorongan; Direktur RSUD Manokwari, dr Alwan Rumosan; dan Kepala Suku Flobamora.
"Kami turut berduka cita atas peristiwa ini, semoga para korban mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan," ujar Gubernur, dikutip dari TribunPapuaBarat.com.
Ia mengaku, kecelakaan tragis ini sebagai peristiwa yang terbesar di Kabupaten Manokwari.
"Ini merupakan peristiwa kecelakaan mobil paling besar dan memakan banyak korban," kata Mandacan.
Selain itu, Kepala Suku Flobamora Papua Barat, Clinton Tallo, menyebut para korban akan diberangkatkan ke NTT, Kamis (14/4/2022).
"Kita akan mencarter pesawat dari Manokwari ke NTT," tuturnya.
"Pihak yang mempekerjakan para korban ini bertanggung jawab mereka memfasilitasi korban kembali ke kampung bersama keluarganya," pungkasnya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari Raharusun, Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere/Mohamad Adlu Raharusun)