TRIBUNNEWS.COM - Wilayah Meulaboh hingga Takengon, Aceh, diguncang gempa tektonik berkekuatan magnitudo 4,6 pada Jumat (15/4/2022) pukul 18.27 WIB.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyebut episenter gempa Meulaboh-Takengon ini terletak pada koordinat 4,04 LU dan 95,83 BT.
Tepatnya di laut pada jarak 34 km baratdaya Meulaboh Aceh Barat dengan kedalaman hiposenter 48 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Meulaboh-Takengon ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Jumat malam.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Sabtu, 16 April 2022: 26 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Daryono mengungkapkan, guncangan gempa ini dirasakan di Meulaboh hingga Takengon Aceh Tengah dalam skala intensitas III MMI hingga menyebabkan beberapa warga lari keluar rumah.
Sedangkan di Sigli Pidie gempa dirasakan dalam skala intensitas II MMI.
"Meskipun guncangan gempa yang terjadi dirasakan cukup kuat, tetapi patut disyukuri hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," ungkapnya.
Lebih lanjut, hasil pemodelan menunjukkan gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami sehingga masyarakat pesisir barat Aceh tidak perlu khawatir dengan ancaman tsunami akibat gempa ini.
Adapun hingga Jumat pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap gempa Meulaboh-Takengon belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
"Aceh merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks karena terletak pada jalur sumber gempa sesar aktif (Sesar Besar Sumatra) di daratan serta segmen subduksi megathrust di laut dengan laju penunjaman lempeng mencapai 50-60 mm/tahun," ungkap Daryono.
Ia menambahkan, gempa besar yang bersumber di Zona Megathrust Aceh pernah memicu tsunami beberapa kali yaitu pada tahun 1861, 1886, 1907, 2004, 2005, dan 2012.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)