News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung Anak Krakatau Erupsi

Aktivitas Vulkanik Gunung Anak Krakatau, 7 Kali Erupsi hingga Pertengahan April

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LAMPUNG SELATAN- Kondisi Gunung Anak Krakatau saat mengeluarkan hembusan asap di Pulau Sebesi, Rajabasa, Lampung Selatan, Selasa (19/4/2022). Berdasarkan data MAGMA Indonesia (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia) Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan mengeluarkan 7 kali erupsi selama bulan April 2022.(Tribunlampung.co.id/Deni Saputra)

TRIBUNNEWS.COM - Gunung Anak Krakatau belakangan menjadi sorotan setelah mengalami erupsi beberapa waktu yang lalu.

Catatan Badan Geologi, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sebanyak tujuh kali selama April 2022.

Hal ini membuktikan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali mengalami peningkatan.

Erupsi GAK terjadi pada Minggu (17/4/2022) sekira pukul 21.15 WIB.

Baca juga: Layanan Penyeberangan di Merak-Bakauheni Masih Normal Pasca Erupsi Gunung Anak Krakatau

Gunung api yang berada di tengah Selat Sunda itu menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 800 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 40 detik.

Erupsi ini merupakan kali ketujuh sepanjang April 2022.

Baca juga: Anak Krakatau Sudah Tujuh Kali Meletus Selama April 2022

Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dengan radius jarak 2 kilometer dari Gunung Anak Krakatau dilarang mendekat dan melakukan aktivitas apapun.

Berdasarkan catatan Magma Indonesia, aplikasi resmi miliki Kementerian ESDM letusan terendah setinggi 700 meter dari atas puncak sedangkan rerupsi tertinggi mencapai 1.000 meter dari atas puncak gunung.

Letusan pertama terjadi pada 15 April 2022, sekitar pukul 03.27 WIB.

Letusan terendah setinggi 700 meter dari atas puncak sedangkan rerupsi tertinggi mencapai 1.000 meter dari atas puncak gunung.

Laporan yang disusun petugas Deny Mardiono tertulis ketinggian abu mencapai 1.000 meter dari puncak.

Kolom abu berwarna putih hingga hitam ke arah barat daya, dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 5 menit.

Di tanggal yang sama, erupsi kembali terjadi dengan ketinggian 700 meter dari atas puncak.

Kolom abu berwarna putih hingga kelabu mengarah ke barat daya, dengan amplitudo maksimum 400 mm dan berdurasi 2 menit 33 detik.

Letusan ketiga pada tanggal yang sama terjadi pukul 18.37 WIB dengan ketinggian abu 800 meter dari puncak.

Kolom abu berwarna putih hingga kelabu ke arah barat daya dengan amplitudo maksimum 55 mm dan berdurasi 1 menit 10 detik.

Letusan keempat terjadi pada 17 April 2022, pukul 21.15 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 800 meter dari atas puncak kawah.

Laporan yang disusun petugas Fahrul Roji menyebut abu letusan berwarna kelabu hingga hitam mengarah ke barat daya.

Pada 18 April 2022, pukul 07.14 WIB, Gunung Anak Krakatau kembali meletus dengan ketinggian abu mencapai 700 meter dari atas puncak, dengan abu berwarna hitam.

Amplitudo maksimum yaitu 60 mm dengan durasi 1 menit 37 detik.

Erupsi selanjutnya, masih pada tanggal yang sama, terjadi pukul 11.04 WIB dengan ketinggian abu mencapai 700 meter dari puncak.

Abu berwarna kelabu itu mengarah ke barat daya dengan amplitudo maksimum 45 mm dan berdurasi 1 menit 45 detik.

Hingga kini, Gunung Anak Krakatau masih berstatus level II atas waspada.

Erupsi Besar di 2018

Diketahui, Gunung Anak Krakatau sempat mengalami erupsi besar di bulan Desember 2018 silam.

Akibat eruspi tersebut, sebagian badan GAK longsor ke laut.

Saat itu, dampak dari erupsi GAK mengakibatkan terjadinya tsunami di Selat Sunda yang menghantam pesisir Lampung dan Banten.

Tercatat sekira 437 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Dampak terparah dalam kejadian tsunami Selat Sunda tersebut terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten dan Lampung Selatan, Lampung.

Antisipasi Risiko Terburuk

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan rencana maupun mitigasi risiko menghadapi dampak buruk dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Namun, erupsi yang terjadi pada Minggu (17/4/2022) tidak berdampak pada aktivitas layanan penyeberangan di Selat Sunda, khususnya di lintas Merak-Bakauheni.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan, hingga Senin siang ini, layanan penyeberangan di Merak-Bakauheni yang dikelola ASDP terpantau normal.

"Tapi dipastikan ASDP telah menyiapkan contingency plan dan mitigasi risiko terkait potensi gempa bumi maupun tsunami yang berdampak pada pelayanan," kata Shelvy, Senin (18/4/2022).

Selain itu, kata Shelvy, ASDP juga terus melakukan koordinasi aktif dengan BMKG terkait update kondisi cuaca.

"Dalam menghadirkan pelayanan prima, ASDP terus meningkatkan kualitas layanan dan tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan pelayaran di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.

Di sisi lain, manajemen ASDP mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar mempersiapkan perjalanan dengan kapal ferry sebaik-baiknya.

Untuk di empat pelabuhan utama, wajib membeli tiket secara mandiri via Ferizy dan memastikan kondisi prima baik kesehatan dan juga kendaraan yang digunakan sehingga perjalanan berjalan lancar, aman, nyaman dan selamat. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul GAK 7 Kali Erupsi di Bulan April Dampak Aktivitas Vulkanik yang Fluktuatif

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini