TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan eskpor dan impor di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah harus terhenti total.
Hal itu diakibatkan oleh banjir rob yang melanda pesisir utara Kota Semarang, sejak Senin (23/5/2022) lalu.
Tak hanya itu, banjir rob juga membuat 60 petugas Bea Cukai di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas harus dievakuasi.
Menurut Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC-TMP) Tanjung Emas, Anton Martin, banjir juga memasuki area longroom dan area pemeriksaan barang impor.
Baca juga: SMKN 1 Sayung Demak Terdampak Banjir Rob Sejak Tahun 2018, Tahun Ini yang Terparah
Sehingga para petugas yang berada di dalam pelabuhan harus berupaya untuk mengamankan aset negara, seperti HCVM, Gama Ray, kapal patroli, X-ray
"Petugas yang masih berada di pelabuhan berupaya mengamankan aset negara berupa HCVM, Gama Ray, kapal patroli, X-ray yang juga terendam banjir rob," kata Anton dilansir Tribun Jateng, Rabu (25/5/2022).
Hingga saat ini pun, kegiatan kepabeanan untuk eskpor-impor masih belum bisa berjalan kembali.
Anton pun menyebut pihaknya masih menunggu kesiapan dari Pelindo terkait sarana prasana untuk kegiatan kepabeanan tersebut.
Baca juga: Update Banjir Rob Semarang: Sejumlah Wilayah Masih Tergenang Air hingga BMKG Ungkap Penyebab Banjir
"Kami menunggu kesiapan dari Pelindo, apakah di TPKS semua sarpras sudah bisa dioperasikan termasuk listrik," terang Anton.
Atas nama KPPBC-TMP Tanjung Emas, Anton pun menyampaikan permohanan maafnya, karena layanan kegiatan kepabeanan yang harus terkendala.
"Kami minta maaf ke masyarakat karena layanan belum bisa berjalan," pungkasnya.
Baca juga: Imbas Banjir Rob, Lintasan Sepatu Roda, Lari hingga Voli Pantai di Tuban Berantakan
Sopir Truk Rugi Rp 100 Ribu per Hari
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, ratusan sopir truk menderita kerugian akibat banjir rob yang melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Karena banjir rob tersebut, para sopir harus mengantre di sekitaran pelabuhan lantaran akses masuk ke pelabuhan lumpuh.
Kondisi itu menyebabkan biaya operasional sopir membengkak sebab mereka tak bisa bongkar muat barang.
"Iya rugi dong, sehari sampai Rp100 ribu kita tanggung sendiri," ujar sopir truk trailer, Chandra Mahera (23) kepada Tribunjateng.com, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Video dan Foto-foto Wali Kota Semarang Hendi Susuri Banjir Rob: Titik Tanggul Jebol Ditemukan
Ia mengaku, sudah menunggu sejak kemarin Senin (23/5/2022) sore.
Ia hendak mengambil muatan peti kemas barang impor di Pelabuhan Tanjung Emas.
"Mau kirim ke Jakarta, di sini sudah satu malam. Kantor ya ngasih tambahan," bebernya.
Ia pun tidur di truk untuk menghemat biaya.
Baca juga: Banjir Rob Semarang Tahun Ini Dinilai Paling Parah, Wali Kota Hendi: Ada Tanggul Jebol
Di truk, ia bersama satu orang sopir utama.
"Ya bertahan dulu. Ga tau sampai kapan," bebernya.
Sopir truk Darmoyo, mengaku, sudah sehari penuh selama lebih 24 jam menunggu di jemabatan Pos IV untuk masuk ke area pelabuhan.
Ia hendak bongkar peti kemas.
Baca juga: Terdampak Banjir, Aktivitas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Dihentikan Sementara
"Lumpuh total tidak ada kegiatan, ada teman sesama sopir 100an orang lebih," tuturnya.
Ia mengatakan, melihat kondisi ketinggian air rob sekarang tidak berani melintasinya.
Ketinggian juga mencapai 1,5 meter di area bongkar peti kemas.
"Ya menunggu tapi tidak ada kabar mau operasi kapan pelabuhan ini," tandasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)(Tribun Jateng/Budi Susanto)