"Katanya temani di kamar. Saya enggak mau tapi diancam bakal dipukul. Jadi terpaksa mau," ungkapnya.
Selama hampir 1 bulan, dirinya mengaku telah dipaksa melayani 10 pria hidung belang.
"Saya mau kabur. Tapi selalu diancam bakal dibunuh. Karena dia bawa pisau," ungkapnya.
Hingga akhirnya, pada Jumat (3/6/2022) malam tadi datang seorang tamu berusia paruh baya yang justru tidak tega memakai jasa Kamboja dan menawarinya sebuah pekerjaan halal.
"Saya bilang mau (kerja halal) tapi pacar saya malah nendang (mata) dan mukul saya," kisahnya.
Ia juga menyebutkan sekali melayani pria hidung belang, Kamboja akan mendapatkan bayaran sebesar Rp 400-600 ribu.
"Tapi dari awal, semua uangnya diambil dia buat beli sabu," paparnya.
Karena tidak berhasil kabur, pada pukul 04.00 dini hari tadi, datanglah beberapa pria yang sudah mem-boking-nya melalui aplikasi berbasis online.
"Tapi pas sampai, om-nya malah narik saya dan membawa saya ke kantor polisi (Polsek Sungai Pinang). Pacar saya kabur karena yang bawa saya mengaku polisi," terangnya.
Hingga saat ini Kamboja telah didamping oleh Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur.