Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM - Konflik sosial berupa perusakan dan pembakaran rumah umat Budha terjadi di desa Mareje, NTB beberapa waktu lalu.
Aksi tersebut buntut dari kesalahpahaman antara pemuda Dusun Bangket Lauk dan warga Dusun Pelan di Desa Mareje, akibat suara petasan pada malam takbiran
Kantor Staf Presiden pastikan konflik sosial keagamaan di desa Mareje kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB tersebut benar-benar sudah selesai.
Tenaga Ahli utama Kantor Staf Presiden Rumadi Akhmad mengatakan, pemerintah daerah bersama kepolisian serta Forum Kerukunan umat Beragama (FKUB) dan tokoh lintas agama telah menangani konflik dan mewujudkan kesepakatan damai dalam waktu yang cepat dan sangat demokratis. Sehingga masyarakat dapat kembali normal dan beraktivitas seperti biasanya.
Baca juga: KSP Bentuk Gugus Tugas Pencegahan Penyalahgunaan Korporasi untuk Kejahatan Ekonomi
"Kami (KSP) melihat langkah dari Pemkab dan pihak kepolisian sudah sangat tepat karena dapat mengorkestrasi berbagai pihak dari aparat keamanan, tokoh masyarakat dan tokoh agama sehingga keributan ini bisa tertangani dengan cepat dan masyarakat kembali hidup dengan damai dan normal," kata Rumadi, Minggu (12/6/2022).
Rumadi berharap, masyarakat bisa belajar dan mengambil hikmah dari setiap konflik sosial yang terjadi.
“Agar kita semakin meningkatkan kualitas toleransi sosial," ujarnya.
Ia juga meminta, pemerintah daerah dan berbagai pihak dapat menyiapkan deteksi dini sehingga dapat melakukan berbagai antisipasi berbagai perisitiwa yang akan terjadi.
Selain itu, menurut Rumadi, forum forum di masyarakat dapat diaktifkan kembali sebagai bentuk antisipasi terhadap berbagai persoalan di masyarakat.
“Perlu diaktifkan kembali FKUB, Satgas Penanganan Konflik sosial dan forum lainnya agar Pemda dapat melakukan antisipasi terhadap berbagai persoalan yang akan terjadi," pungkasnya.