TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek di Wonokromo, Surabaya, bernama Ajem (69) jadi korban gendam, Kamis (9/6/2022). Akibatnya, ia kehilangan empat cincin senilai Rp 6 juta.
Peristiwa tersebut terjadi saat korban sedang menjaga toko kelontongnya yang berlokasi di Jalan Joyoboyo Belakang, Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya.
Saat itu, sekitar pukul 07.30 WIB, Ajem yang tidak sengaja tertidur di atas kursi panjang di sela menanti kedatangan pembeli di tokonya, mendadak dibangunkan oleh seorang pria berusia kisaran 40 tahun.
Menganggap bahwa sosok pria tersebut adalah calon pembeli di toko kelontongnya, Ajem tak menaruh curiga. Pria tersebut datang ke depan tokonya mengendarai motor jenis 'bebek' pabrikan Honda warna hitam.
Baca juga: Nenek 65 Tahun di Cengkareng Jadi Korban Gendam, Pelaku Ngaku dari Kelurahan hendak Bagikan Bansos
Ajem yang memang dikenal 'grapyak' atau mudah akrab dengan setiap orang, merasa biasa saja saat diajak ngobrol ngalor-ngidul oleh si pria.
Selama berlangsungnya obrolan yang telah bergulir sekitar lima menit itu, tanpa disadari oleh Ajem, pria tak dikenal itu melepas satu per satu keempat cincin yang sarat nilai historis bagi dirinya.
"Dua buahnya punya nenek saya seberat 5 gram-an, itu emas tua sejak zaman dahulu saya masih kecil. 2 buahnya lagi hadiah dari tante saya senilah 3 gram-an," ungkap cucu korban, Syaiful, saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (15/6/2022).
Semua warga atau para tetangga neneknya tidak ada yang menyadari jikalau sosok pria berpenampilan formal, berkemeja lengan panjang dan celana hitam panjang itu, adalah pelaku kejahatan.
Pasalnya, sebagian besar warga menganggap, pelaku tak ubahnya pembeli di toko kelontong neneknya yang menyediakan hampir semua kebutuhan barang sehari-hari.
"Ibu cuman keluar sebentar dikira pelanggan beli rokok kayak biasanya. Selepas itu nenek saya baru sadar kalau cincinnya diambil orang tanpa beliau sadari," terangnya.
Syaiful meyakini, pelaku yang sempat terekam CCTV pengawas di gang permukiman neneknya itu, merupakan dalang dari hilangnya perhiasan sang nenek.
Insiden tersebut sudah dilaporkannya ke markas kepolisian setempat. Ia berharap, pelaku dapat segera dibekuk.
Mengingat, insiden kriminalitas yang menimpa keluarganya terbilang sering.