Laporan Wartawan Tribun Jatim David Yohanes
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Jengkel karena istri kerap merendahkannya, Warsito (50) menjadi kalap.
Korban yang merupakan pekerja migran di Hongkong ini menyebut rumah tangganya dengan Warsito pincang karena ekonominya begitu-begitu saja.
Korban Sri Utami juga membandingkan dengan para tetangga yang sudah punya mobil.
Puncaknya, Sri Utami meledek akan mencari suami lain jika ekonominya masih lambat seperti sebelumnya.
Perkataan itu yang memicu kasus suami bunuh istri tersebut.
Warsito marah, sehingga pasangan suami istri (pasutri) itu kontak fisik.\
Baca juga: Polda Metro Olah TKP Pembunuhan Pria yang Jasadnya Dibuang ke Kali Pesanggrahan
"Itu yang membuat saya marah," ungkap Warsito kepada SURYAMALANG.COM di Polres Tulungagung.
Perkelahian itu terjadi di lantai dua rumah di Desa Besole, Kecamatan Besuki.
Awalnya mereka terlibat aksi saling cakar, hingga membuat dagu Warsito terluka.
Demikian juga pada bagian leher dan dada ada bekas goresan kuku Sri Utami dan cakaran Warsito melukai bagian depan tubuh istrinya itu.
Warsito lalu mencekik istrinya itu hingga lemas, lalu terjatuh ke arah tangga.
Saat jatuh itu, mata kanan korban membentur bulatan besi yang ada di pagar pembatas tangga.
"Begitu tergeletak, kakinya masih gerak-gerak. Tapi saat saya periksa, nadinya sudah tidak ada dan nafasnya juga berhenti," sambung Warsito.