News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

Rencana Pulang ke Manado Tak Kesampaian, Jasad Roy Ditemukan 4 Hari Pasca Penyerangan KKB di Nduga

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas gabungan dari unsur TNI dan Polri melakukan evakuasi jenazah Roy, korban kebiadaban KKB di Kaupaten Nduga saat tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika.

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Jenazah Roy Manampiring dijadwalkan akan diterbangkan ke kampung halamannya di Manado Sulawesi Utara (Sulut) hari ini, Jumat (22/7/2022).

Roy Manampiring (42), adalah korban ke 11 yang tewas akibat penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

Aparat keamanan menemukan jenazah Roy di sekitar lokasi kejadian pembantaian yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (19/7/2022)  atau 4 hari pasca penyerangan KKB.

Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, jenazah tersebut ditemukan ketika aparat keamanan gabungan menyisir lokasi kejadian.

Baca juga: Total Korban Tewas akibat Penembakan KKB di Nduga Papua 11 Orang, Jenazah Roy Diterbangkan ke Manado

Roy Manampiring adalah warga Desa Pinilih Jaga 1 Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Dia memiliki seorang istri dan anak.

Istri Roy, Yufani Lincewas (45) mengaku memiliki firasat sebelum suaminya itu meninggal.

Saat itu Yufani dan keluarga mendapat info melalui sambungan telepon, bahwa bos Roy Manampiring sudah lebih dulu keluar dari tempat tinggal di hutan.

Dan saat itu Roy masih berada di tempat tinggal di hutan karena mengatur barang-barang.

"Saat itu saya langsung gelisah," ujar Yufani.

Tak hanya Yufani, anak sulungnya juga sudah ada firasat.

"Anak sulung katakan dia sudah mimpi ayahnya tapi tidak diceritakan bagaimana mimpinya," kata Yufani.

Rencana pulang ke Manado

Yufani mengatakan ada rencana yang belum sempat dilakukan suaminya.

Bulan ini rencananya suaminya akan mengirim uang untuk membeli handphone android anak perempuan ketiga.

Baca juga: Cerita Warga Sulsel Selamat dari Serangan KKB di Kabupaten Nduga: Tiarap di Bak Truk

"Manusia punya rencana tapi Tuhan yang mengatur. Rencananya suami saya bulan Agustus akan datang," ujarnya sedih.

Yufani dan Roy sudah 27 tahun menikah, anak pertamanya sudah berusia 26 tahun.

Harapannya sangat besar supaya suaminya bisa pulang tapi sudah tidak bisa.

"Ibadah pemakaman besok (hari ini) di Papua, kami di kampung mengikuti melalui video siaran langsung," pungkasnya.

Proses Evakuasi

Proses evakuasi jenazah Roy Manampiring akhirnya berhasil dilakukan pada Rabu (19/7/2022) dini hari.

Roy bekerja sebagai operator senso.

"Satgas Damai Cartenz dan TNI yang dipimpin oleh Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Paranewen berhasil mengevakuasi satu orang korban penembakan KKB di Nduga, tepatnya di tanjakan Adu Mama 2, Rabu pukul 02.00 WIT," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.

Menurut Faizal, jenazah korban baru bisa dievakuasi pada Rabu dini hari karena personel Damai Cartenz dan TNI selalu terlibat kontak senjata dengan KKB di sekitar lokasi kejadian.

"Jadi tiga hari ini kita kontak senjata terus," kata dia.

Korban, sambung Faizal, sebelumnya sudah mengetahui ada kejadian pembantaian pada Sabtu (15/7/2022) pagi dan disarankan untuk pergi ke Batas Batu.

Namun korban memilih jalan ke Kenyam bersama warga setempat dan di perjalanan bertemu dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Baca juga: TNI Bantah 13 Korban Penyerangan KKB di Kabupaten Nduga Papua Adalah Intelijen

"Dalam perjalanan, korban bersama masyarakat OAP bertemu dengan KKB sehingga beberapa masyarakat OAP tersebut langsung melarikan diri ke hutan dan berpisah dengan korban," tutur Faizal.

Faizal menyebut, di tubuh Roy terdapat luka tembak dan bacokan.

Roy merupakan korban ke-11 yang tewas dibantai oleh KKB di Kampung Nogolait sejak Sabtu lalu.

Sebelumnya, KKB membantai sejumlah warga di Kampung Nogolait pada Sabtu pagi.

Sebanyak 10 warga dilaporkan tewas, sementara dua lainnya luka-luka.

Korban kritis akhirnya meninggal

Jumlah warga sipil yang tewas dibantai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022) terus bertambah.

Data terkini menyebutkan 10 orang tewas dalam kejadian mengenaskan itu.

Petugas gabungan dari unsur TNI dan Polri melakukan evakuasi jenazah Roy Manampiring saat tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika. Roy adalah korban ke-11 korban penembakan KKB di Kabupaten Nduga, Papua. (Tribun Papua)

Jumlah ini bertambah setelah satu korban bernama Sudirman (36) yang sebelumnya mengalami kritis, meninggal.

Sementara, dua orang lainnya selamat.

"Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, Sabtu sore.

Terkini, anggota Polres Nduga dengan perbantuan Satgas Damai Cartenz serta prajurit TNI masih mengejar para pelaku.

"Korban meninggal dunia maupun luka-luka sore ini akan dievakuasi oleh TNI-Polri ke Kabupaten Mimika. Kapolres Mimika juga telah menyiapkan ambulance untuk melakukan penjemputan," kata Kombes Kamal.

Nama-nama 11 warga tewas

Setelah melakukan identifikasi secara cermat, Polda Papua akhirnya menemukan, bahwa yang mengotaki pembantaian warga sipil oleh KKB di Papua, adalah sahabat Egianus Kogeya.

Sosok tersebut merupakan bekas prajurit TNI yang membelot dan bergabung dengan kelompok separatis yang saban hari merongrong kedaulatan NKRI.

Oknum yang dulunya prajurit TNI itu bernama Yotam Bugiangge berpangkat Prada. Saat ini pria tersebut telah bersatu dengan Panglima Kodap III Ndugama, Egianus Kogeya.

Baca juga: Sepupu Ceritakan Detik-Detik Juda Berjuang Bertahan Hidup Usai Diberondong Tembakan KKB di Nduga

Peristiwa pembantaian warga sipil itu terjadi di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Sabtu 16 Juli 2022 pagi.

Para pelaku memulai aksinya dengan mendatangi sebuah kios kemudian mengobok-obok tempat usaha tersebut.

Setelah mengacak-acak isi kios tersebut, para pria yang sedang berada di dalamnya disuruh keluar dan beberapa saat kemudian dibantai secara sadis.

Yang dihabisi di lokasi kejadian adalah warga sipil yang semuanya pria. Sedangkan kaum wanita dibiarkan tetap hidup.

Dalam insiden mengerikan itu, 11 orang meninggal di tempat. Sedangkan dua lainnya menderita luka-luka sehingga dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Jumlah pelaku sudah kami kantongi. Para pelaku adalah anak buah Egianus (Kogeya) dan Yotam (Bugiangge)," kata Kombes Faizal Ramadhani.

Berikut identitas total 11 korban meninggal dunia yang dihimpun Tribun-Papua.com:

1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT

2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT

3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar

4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar

5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai

6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon

7. Eliaser Baner, Pendeta.

8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan.

9. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar.

10. Sudirman

11. Roy Manampiring, usia 42 tahun, asal Manado, Sulut.

Kronologis kejadian 

Dikutip dari Pos Kupang, pembantaian 10 warga sipil ini bermula saat seorang anggota KKB masuk ke sebuah kios milik H Sabu di Kampung Nanggolait dengan membawa pisau sekitar pukul 09.40 WIT.

Baca juga: KKB Pimpinan Egianus Kogoya Disebut yang Menyerang Kabupaten Nduga: Sosoknya Dikenal Sadis

Anggota KKB itu kemudian meminta orang yang berada di dalam kios untuk keluar.

Di dalam kios, anggota KKB itu melakukan perusakan.

Tak lama kemudian, sekitar 20 orang anggota KKB yang membawa 15 senjata laras panjang datang dan berteriak meminta semua laki-laki yang ada di dalam kios untuk keluar.

Setelah itu, lima orang laki-laki dan dua orang perempuan (salah satunya anak kecil) keluar dari kios.

Kemudian dua orang perempuan disuruh masuk kembali ke dalam kios.

KKB kemudian memukul dan menembak mati lima orang laki-laki yang ada di kios itu.

Melihat ada kejadian itu, sejumlah warga sipil lainnya ingin menyelamatkan orang yang ada di dalam kios, tetapi justru dipukul dan ditembak hingga seorang meninggal dunia.

Pukul 09.45 WIB, truk milik H Rusdin yang membawa 5 orang warga sipil dihentikan di depan kios milik H Sabu.

KKB kemudian menembak lima orang yang berada di dalam truk itu.

Tiga orang berada di dalam truk, sementara dua orang berada di bak truk.

Sementara dua penumpang lainnya yang berada di bak truk berhasil melarikan diri.

Setelah melakukan pembantaian, sekitar pukul 09.47 WIB, 20 anggota KKB itu melarikan diri.

TNI/Polri yang datang kemudian mengevakuasi para korban. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Firasat Istri dan Anak Roy Manampiring, Warga Sulawesi Utara Korban Pembantaian KKB di Papua

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini