TRIBUNNEWS,COM, MEDAN - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Dr Hasto Kristiyanto membuka acara Banteng Ride and Night Run di Kota Medan, Sumatera Utara.
Acara ini dilaksanakan sebagai lanjutan rangkaian perayaan HUT PDIP ke-49 dan Jelang HUT RI ke-77 pada tahun ini.
Hasto membuka acara yang diikuti 2200 peserta lari itu di Lapangan Polonia Sky Park, Sabtu (13/8/2022) sore.
Hadir sejumlah kader PDIP seperti Menkumham Yasona Laoly, Kepala LKPP Abdullah Azwar Anas, Anggota DPR Deddy Yevri Sitorus, Wali Kota Medan Bobby Nasution, Bupati Batubara Zahir, Ketua dan Sekretaris DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon dan Sutarto, hingga Kepala Sekretariat PDIP Yoseph Aryo Adhie.
Hadir juga Wakil Ketua Panitia HUT PDIP ke-49 Pulung Agustanto.
Baca juga: HUT Ke-22, Banteng Muda Indonesia Cetak Rekor MURI Lukisan Mural Disabilitas Terbanyak
Hasto menjelaskan bahwa pelaksanaan Banteng and Night Run ini adalah yang ketiga.
Setelah yang pertama dilakukan di Jakarta dan yang kedua di Sulawesi Utara.
Selain dalam rangka HUT partai, gelaran ketiga ini sekalian karena Indonesia menjelang perayaan HUT Kemerdekaan pada 17 Agustus mendatang.
“Kita akan bersama menyaksikan bagaimana kita menunjukkan semangat cinta pada tanah air, semangat membangun kesehatan jiwa raga melalui acara Banteng and Night Run. Hari ini kita mulai dengan lari dan besok dilanjutkan sepeda bersama,” kata Hasto.
Pihaknya sengaja melakukan kegiatan itu sembari mendorong agar semangat para pemuda Indonesia bergejolak untuk mencintai tanah air dan membangun patriotismenya.
“Dalam jiwa sehat dan raga sehat, kita songsong perayaan kemerdekaan kita,” kata Hasto.
Selain itu, sebagai komitmen menggelorakan kepedulian sosial para pemuda, dana yang terkumpul dari pendaftaran acara itu akan disalurkan kepada guru dan murid yang ada di kawasan terpencil.
Akan disumbangkan sebanyak 1000 sepeda dan 2000 pasang sepatu. Sepeda akan diberikan kepada para guru di wilayah terpencil, sementara sepatunya akan diserahkan kepada para siswa.
Kata Hasto, itulah bentuk kepedulian dan rasa hormat partainya kepada para guru yang telah berjuang. Sebagai anak yang tumbuh Kota Yogyakarta, Hasto bercerita bagaimana di saat dirinya masih sekolah, kehadiran guru biasanya ditandai bunyi suara sepedanya.