TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Demi menghidupi tiga anaknya, pasangan suami istri yang tunanetra asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengemis setiap hari.
Keluarga tersebut tinggal di rumah tak layak huni di Kampung Cibitung Pojok RT 03/13, Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber.
Baca juga: Viral Video Cucu Perintah Kakek Mengemis di Grobogan, Ini Respons Pemerintah hingga Kondisi Terkini
Sehari mereka bisa mendapatkan Rp 40 ribu dari hasilnya mengemis di Pasar Cipanas.
Hasil tersebut setelah dikurangi ongkos angkutan dan ojek.
Wowo Wiharya (56) mengemis bergantian dengan istrinya Rita (41). Jika Wowo sakit, maka Rita yang akan menggantikannya mengemis.
Penghasilan tersebut digunakan untuk menghidupi tiga orang anaknya yakni Adam Setiawan (19) yang baru lulus SMA, Andi Kamulyana (12), dan Yandi Wiharya (9) yang masih bersekolah dasar.
Ditemui Senin (29/8/2022), Rita menceritakan, suaminya tersebut berangkat pukul 05.00 WIB dari rumah menuju Pasar Cipanas dan pulang pukul 19.00 WIB.
"Kalau dapat paling besar Rp 100 ribu, tapi tak tiap hari, sebenarnya berat di ongkos sehari menghabiskan Rp 40 ribu untuk ongkos saja," ujar Rita.
Baca juga: Crazy Rich Grobogan Beri Nama Musala Al Mumtadz Eril, Terusik karena Ridwan Kamil Disebut Mengemis
Kades Cibokor Elian Syahudin sudah berdiskusi dengan pihak camat dan sudah diarahkan mengajukan bantuan ke Dinas Sosial.
"Kami sudah berdiskusi dengan camat dan diarahkan ke Dinsos, kami juga membuat proposal pembangunan rumahnya dan informasinya ditembuskan ke Jabar Bergerak, semoga bisa terealisasi," ujar Elian.
Ia mengatakan, Wowo merupakan penyandang disabilitas tunanetra sejak lahir dan diikuti oleh sang istri Rita yang terserang demam panas lima tahun lalu hingga ia tak bisa melihat.
"Wowo sempat mengamen di kereta api untuk mencukupi biaya anak sekolah, kami memberikan bantuan sudah maksimal selama ini namun anggaran desa masih terbatas," katanya.
Baca juga: Sawer Biduan di Acara Dangdut, Pengemis di Probolinggo Ini Berpenghasilan Rp 500 Ribu per Hari
Ketua Jabar Bergerak Kabupaten Cianjur, dr Yusuf Nugraha, telah menerima laporan adanya lansia yang tunanetra dan tinggal di rumah tak layak huni.
"Kami sudah menerima aduan masyarakat terkait adanya lansia tunanetra dan rumahnya tidak layak huni, tentu saja Ini harus menjadi prioritas bagi kami semuanya untuk bisa membantu," ujar Yusuf.