News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kali Pepe Land: Wisata Ramah dan Murah bagi Wisatawan hingga UMKM

Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Wisata Kali Pepe Land, terletak di Boyolali, Jawa Tengah. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Minggu pagi, menikmati jajanan pasar sembari menyeruput teh hangat di tepian sungai Boyolali.

Ditemani manis, legit lenjongan, jajanan pasar khas Solo, aromanya bertambah dengan terbungkus daun pisang.

Udara sejuk dan teduhnya Pohon Pule di sekitaran pun menambah rasa nyaman.

Di kanan kiri, meja-kursi kayu khas outdoor ditempati banyak warga, mereka bercengkerama sembari menikmati sarapan pagi.

Ada juga seorang anak laki-laki mungil duduk tenang di ayunan rotan yang banyak tersedia di lokasi tersebut.

Bersama-sama menikmati nuansa di tempat wisata yang murah dan ramah bagi pengunjung hingga pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Adalah Kali Pepe Land, lokasi wisata yang tergolong baru, terletak di Banaran, Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Lokasinya jauh dari hiruk pikuk lalu lintas kota, berada di sekitar 2,8 kilometer (km) dari Bandara Adi Soemarmo.

Lebih tepatnya lokasinya berada di bantaran sungai Kali Pepe.

Menurut pantauan Tribunnews.com di lapangan, Minggu (21/8/2022) bantaran sungai yang biasanya kumuh dan terpandang sebelah mata, kali ini berbeda.

Kali Pepe Land menyajikan landskap wisata tepian sungai yang bersih, berkonsep perpaduan modern-tradisional.

“Senang wisata kuliner di sini, murah, banyak pilihan makanan, ada produk lokal juga, dan ramah anak-anak, bisa juga untuk self-healing, makan sambil lihat sungai yang bersih,” ujar Eka, dara, 24 tahun, Minggu (21/8/2022).

Berbuat baik untuk UMKM

Sejauh mata memandang, Kali Pepe Land diramaikan dengan aneka macam UMKM kuliner, ada bakso, es gabus, mie tek-tek, lenjongan, pentol, dimsum, kerupuk rambak, burger, pukis, dan masih banyak lagi.

UMKM tersebut terbingkai dalam Pasar Tumpah Kali Pepe Land.

Menariknya ada beberapa UMKM yang merupakan warga sekitar lokasi wisata Kali Pepe Land.

Dan mereka sama sekali tak ditarik uang retribusi ataupun sewa stand di lokasi wisata Kali Pepe Land.

UMKM milik Slamet Margono misalnya, yang menjajakan produk kuliner dimsum, bernama 'Dim Sum Ku'.

Slamet (34) penjual dimsum di Kali Pepe Land. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Alhamdulillah gratis, awalnya saya mendaftar dari instagram, lalu dimasukkan ke grup WhatsApp, dan setiap Selasa daftar ulang, itu saja,” katanya kepada Tribunnews, Minggu (21/8/2022).

Bagi pria berusia 34 tersebut, Kali Pepe Land menyediakan ruang untuknya bertumbuh bersama UMKM miliknya.

Slamet memproduksi sendiri produk dimsumnya dari rumah.

Dan produksinya hanya dilakukan setiap hari Minggu, saat dirinya libur dari pekerjaan.

Diketahui Slamet setiap harinya dari Senin hingga Sabtu bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta.

Lantas hari Minggu dikhususkannya untuk berjualan dimsum, baik di Kali Pepe Land serta secara online dari rumah.

“Setiap Minggu bisa laku 100 - 200 dimsum, namun pernah sampai 500 dimsum saat awal Kali Pepe Land ini dibuka,” ujarnya.

Dimsum yang dijualnya ada beberapa varian, yakni dimsum wortel, dimsum keju, dimsum beef, dan dimsum jamur.

Setiap satu dimsum dihargai Rp3.000, sehingga setiap Minggu berjualan dirinya dapat meraup omzet kotor hingga Rp600 ribu.

“Tentu Kali Pepe Land ini membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar juga kami sebagai pengusaha kecil, harapannya ke depan pengunjung wisata akan semakin meningkat,” tutur Slamet.

Jajanan jadul khas Solo, lenjongan, yang dijual di Kali Pepe Land. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Senada dengan Slamet, Agus Setiyawan (32) juga merasa diuntungkan dengan adanya Pasar Tumpah Kali Pepe Land.

Dirinya menjajakan jajanan pasar khas Solo, yakni lenjongan, yang ia produksi sendiri di rumah.

Saat hari biasa Agus menjajakan lenjongan di Pasar Kleco, Solo, sedangkan untuk hari Minggu di Kali Pepe Land.

“Setiap hari saya jualan lenjongan ini, dan mulai produksi dari jam 2 malam, saya masak sendiri sama istri di rumah,” kata Agus.

Ragam kudapan yang terbuat dari singkong dan beras ketan yang dijual Agus cukup banyak, ada lopis, tiwul, gendar, grontol, gethuk, ketan, cenil, klepon, dan sawut.

Dan tidak lupa yang membuat lebih nikmat, siraman gula merah cair dan taburan kelapa parut di atasnya.

Kudapan manis dengan tekstur yang kenyal tersebut disajikan dengan bungkus beralaskan daun pisang.

“Satu porsi Rp5.000, jualan setiap Minggu di Pasar Tumpah Kali Pepe Land ini biasanya laku 100 sampai 150 porsi,” terang Agus.

Untuk omzet, Agus bisa mengantongi rata-rata Rp200 ribu per hari saat berjualan lenjongan di Pasar Kleco.

Sedangkan omzet yang didapatkannya saat berjualan di Kali Pepe Land mencapai Rp500 ribu hingga Rp700 ribu, dan saat ramai bisa mencapai Rp1 juta per hari Minggu saja.

“Dapat membantu mengembangkan UMKM kecil tentunya,” pungkasnya.

Berkah untuk Sri, si pengrajin batik perca

Sri Hartati (59), warga Kampung Sukomulyo, Kadipiro, Surakarta, sang pengerajin batik perca yang berjualan di Kali Pepe Land. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Bukan hanya kuliner, Pasar Tumpah Kali Pepe Land juga menjadi ruang eksis bagi UMKM kerajinan tangan.

Termasuk bagi Sri Hartati (59), warga Kampung Sukomulyo, Kadipiro, Surakarta, sang pengerajin batik perca.

Wanita paruh baya tersebut ditemani sang suami, berdagang hasil karyanya.

Kain batik perca ia sulap menjadi topi, alas kaki, tas, tempat tisu, hingga pouch kecil.

“Semua saya buat sendiri di rumah, bahan dasar perca batik yang saya beli dari penjahit, toko-toko kiloan,” ungkapnya.

Produknya pun ia jual dengan harga murah, mulai Rp10 ribu hingga Rp30 ribu.

Selain di Kali Pepe Land, Sri juga menjual produk kerajinan batiknya di Pasar Malam Ngarsopuro saat malam minggu, serta kadangkala di Car Free Day (CFD) Solo.

“Sangat membantu sekali bagi perekonomian wong cilik seperti kami, terlebih ini gratis, bisa membantu menyambung hidup,” tutur Sri.

Wisata murah yang tidak murahan

Panggung musik yang ada di Wisata Kali Pepe Land, pengunjung juga dapat menikmati musik serta nuansa tepian sungai. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Kali Pepe Land terus bersemangat membantu memperpanjang napas UMKM lokal.

Muhammad Ghurda, Manager Area Kali Pepe Land mengatakan, Pelaku UMKM dapat berjualan gratis di Pasar Tumpah Kali Pepe Land setiap Minggu.

“Khusus hari Minggu, Pasar Tumpah Kali Pepe Land buka dari pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB,” ujarnya kepada awak media, Minggu (21/8/2022).

Sementara diketahui untuk hari biasa, Kali Pepe Land beroperasi mulai pukul 15.00 WIB sampai 22.00 WIB, pada Senin-Sabtu.

Tidak hanya berbuat baik pada pelaku UMKM saja, pengamen jalanan juga diakomodir untuk beraksi di Kali Pepe Land.

“Ada penyanyi jalanan yang kita tarik ke sini buat ngamen di sini,”imbuhnya.

Kali Pepe Land tak menerapkan sistem tiket masuk, pengunjung hanya ditarik tarif retribusi parkir,  motor Rp5.000 dan mobil Rp10 ribu.

Sementara itu sejak dibuka pada pertengahan 2022 lalu, Kali Pepe Land terus bersolek.

Jembatan yang melintas di atas Kali Pepe, menghubungkan wilayah Gagak Sipat Boyolali, dengan wilayah Gawanan, Karanganyar, terletak di kawasan Kali Pepe Land. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Puspo Wardoyo, pengusaha kuliner yang juga penggagas Kali Pepe Land terus bertekad untuk mengembangkan wisata keluarga tersebut.

Tentu saja yang berdampak positif bagi masyarakat lokal dan sekitar.

Pemilik Wong Solo Group ini, berupaya melakukan pemberdayaan ekonomi warga sekitar.

“Lokasi ini disulap oleh owner (Puspo Wardoyo) menjadi tempat wisata keluarga, dengan wahana hiburan, sarana dan prasarana yang melengkapi,” tuturnya lagi.

Ke depan lanjut, Ghurda, akan ada playgroud di ujung jembatan yang melintas di atas Kali Pepe, jembatan yang menghubungkan wilayah Gagak Sipat Boyolali, dengan wilayah Gawanan, Karanganyar.

Tidak hanya itu, Kali Pepe Land juga akan dilengkapi dengan adanya camp ground, water boom, serta hotel.

(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini