News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pameran Audio Lawasan 'Pelantang' Digelar di Bentara Budaya Yogyakarta, 26-31 Agustus 2022

Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pameran Pelantang. Pameran Audio Lawasan “PELANTANG” digelar mulai 26 Agustus 2022 di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No 2, Kota Baru, Yogyakarta.

TRIBUNNEWS.COM - Pameran Audio Lawasan “PELANTANG” digelar mulai 26 Agustus 2022 di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No 2, Kota Baru, Yogyakarta.

Pameran ini terinspirasi dari sebuah koran lama bernama BENTARA HINDIA di jaman Belanda tahun 1912 yang menampilkan sebuah ilustrasi sosok Bentara (utusan raja).

Utusan itu sedang menunggang kuda sambil mewartakan perintah raja dengan menggunakan PELANTANG atau corong.

Dari ilustrasi inilah muncul gagasan memamerkan pelantang, mengiringi peringatan 40 tahun Bentara Budaya.

Nama Bentara Budaya pertama kali dipilih oleh Sindhunata dan Gm Sudarta, yang saat itu menjadi wartawan Kompas, bersama Jakob Oetama selaku CEO Kompas Gramedia untuk menamai lembaga kebudayaan yang baru didirikannya. 

Nama Bentara dipilih sejalan dengan yayasan yang saat itu dimiliki Kompas Gramedia yaitu Yayasan Bentara Rakyat yang dibentuk oleh PK Ojong dan Jakob Oetama tanggal 16 Januari 1965.

Pameran Pelantang (Bentara Budaya Yogyakarta)

Semangat lembaga budaya yang baru ini adalah mewadahi titik temu antara aspirasi budaya yang pernah ada dan mentradisi dengan aspirasi yang sedang tumbuh, maka diberilah nama Bentara Budaya yang diresmikan di Yogyakarta pada tanggal 26 September 1982.

Pelantang

Pelantang adalah sebuah alat untuk membuat suara menjadi nyaring atau biasa disebut pengeras suara.

Di era sebelum ada listrik, pelantang dibuat dari lembaran logam seperti seng yang dibentuk menyerupai corong mengerucut dengan ukuran sekitar 60 sampai 70 cm tingginya dengan diameter 35 cm dan ditambahkan tangkai sebagai pegangannya.

Pelantang memiliki nama yang berbeda di setiap daerahnya misalnya Wadah Kondo untuk di Yogyakarta, Banteran untuk wilayah Batu Malang.

Di Surakarta, pelantang diberi nama Corong Sworo dan di pedesaan Jawa disebut Corong Congor karena membunyikannya menggunakan mulut (congor).

Pelantang ini dipergunakan di masa lalu oleh utusan raja (bentara) untuk mewartakan kepada khalayak ramai tentang pengumuman kerajaan, kemudian untuk Azan dari Masjid masjid dan untuk mengumpulkan orang di pasar-pasar bahkan untuk komentator olahraga dan Pandu (pramuka) di alun-alun atau tanah lapang.

Dalam perkembangannya, pelantang ini kemudian menjadi loudspeaker seperti Horn dan Megaphon dan terus berkembang dari waktu ke waktu

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini