Laporan Wartawan Serambi, Muhammad Nasir
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Polda Aceh tengah menyelidiki kasus perusakan dan pembakaran fasilitas di Stadion H Dimurthala Lampineung, Banda Aceh yang terjadi pada Senin (5/9/2022) malam.
Hingga kini Polda Aceh telah memanggil dan memeriksa sebanyak 7 saksi terkait peristiwa tersebut.
Sebelumnya para penonton melakukan perusakan hingga pembakaran sejumlah fasilitas di Stadion H Dimurthala Lampineung, Banda Aceh lantaran batalnya laga Persiraja Banda Aceh vs PSPMS Medan.
Pertandingan Persiraja Banda Aceh vs PSPMS Medan batal digelar lantaran lampu penerangan lapangan padam menjelang kick off.
Baca juga: Laga Persiraja vs PSMS Batal Digelar akibat Listrik Padam, Penonton Rusak & Bakar Fasilitas Stadion
Alhasil penonton yang kecewa melampiaskannya dengan melakukan perusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas di stadion tersebut.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab dan pelaku pengerusakan yang disertai pembakaran tersebut.
Pihaknya juga sudah memanggil dan memeriksa panitia pelaksana pertandingan tersebut secara marathon atas dugaan ketidakprofesionalan dalam menyiapkan laga.
Bila terbukti ada kealpaan panitia pelaksana pertandingan sehingga berujung dirusaknya gedung atau dirusaknya bangunan, maka akan dikenakan Pasal 103 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Sedangkan oknum penonton yang membakar akan dikenakan tambahan Pasal 201 ayat (1) KUHP.
"Intinya kita akan usut penyebab dan pelaku pembakaran karena sudah merusak fasilitas stadion. Kita juga sudah panggil dan periksa tujuh orang saksi terkait insiden tersebut," ujar Winardy, dalam keterangan singkatnya, Selasa, (6/9/2022).
Winardy juga mengimbau, ke depan para suporter atau masyarakat agar tertib dan menjaga aset serta fasilitas stadion demi kemajuan klub bola Persiraja yang kita banggakan ini.
Kapolda Tinjau Kondisi Stadion
Sementara itu Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar meninjau langsung kondisi terkini Stadion H Dimurthala pasca insiden menjelang laga Persiraja Banda Aceh vs PSPMS Medan, Selasa (6/9/2022).
Ahmad Haydar sangat menyayangkan timbulnya aksi anarkis tersebut dan meminta anak buahnya segera mengungkap peristiwa ini sesuai ketentuan yang berlaku.
Ia berharap, kejadian serupa tidak terulang lagi ke depan.
Baca juga: Empat Warga Desa Julah Buleleng Bali Jadi Tersangka Kasus Pembakaran Rumah
Kepada setiap panitia pelaksana atau penyelenggara pertandingan atau even lainnya agar berkoordinasi dengan seluruh stakholder dan instansi terkait agar setiap kegiatan terlaksana dengan baik.
Kronologis Kejadian
Laga perdana Liga 2 antara Persiraja Banda Aceh versus PSMS Medan di Stadion H Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh, Senin (5/9/2022) malam diwarnai dengan aksi pembakaran.
Para penonton nekat membakar sejumlah fasilitas yang ada di dalam Stadion Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh karena kesal lantaran pertandingan batal digelar akibat lampu utama stadion tersebut padam.
Seperti diketahui Stadion Dimurthala, Lampineung menjadi homebase tim Lantak Laju.
Semula pertandingan yang mempertemukan dua tim dari provinsi bertetangga ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 20.30 WIB.
Namun lima menit menjelang kick-off, lampu utama Stadion Lampineung, padam.
Hingga berita ini diturunkan dini hari tadi, belum diketahui penyebab padamnya lampu tersebut.
Padamnya lampu itu disambut dengan sorakan oleh para penonton.
Setelah satu jam menunggu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang ingin menyaksikan langsung tim kebanggaannya bertanding, meninggalkan stadion.
Lama menunggu lampu tak kunjung menyala, penonton yang berada di semua sisi tribun mulai gelisah.
Sejumlah fasilitas yang ada di stadion itu mulai mereka rusak satu per satu.
Awalnya, penonton merusak karpet dan papan kayu yang berada di tribun.
Penonton juga berteriak agar panitia mengembalikan uang tiket mereka.
"Balikkan uangnya," teriak salah seorang penonton.
Setelah menunggu hampir dua jam, situasi makin tidak terkendali.
Sekitar pukul 21.45 WIB, para penonton di Tribun E bertambah brutal.
Mereka mulai membakar papan reklame yang dipasang di pinggir lapangan, serta merusak pagar pembatas antara tribun dan lapangan.
Baca juga: Bentrokan Babarsari: Pertikaian Antar Kelompok Berujung Perusakan dan Pembakaran
Tak lama setelah api menyala di Tribun E, penonton di Tribun C juga ikut membakar papan reklame dan sejumlah fasilitas dekat tribun.
Melihat hal tersebut, penonton di Tribun VIP (D, B, dan F), serta tribun utama (VVIP) mulai terpancing.
Penonton di Tribun VVIP juga mulai merusak karpet yang menutupi lantai tribun.
Papan dan sejumlah fasilitas lain di tribun utama juga tak luput dari amukan massa.
Melihat situasi semakin memanas, pihak panitia mengumumkan bahwa pertandingan Persiraja versus PSMS Medan ditunda karena kesalahan teknis.
Pertandingan itu dijadwalkan digelar kembali pada Selasa (6/9/2022) sore ini mulai pukul 16.30 WIB.
Pihak panitia juga menyampaikan, penonton yang sudah membeli tiket malam ini (tadi malam-red), untuk pertandingan besok (hari ini-red) tak perlu lagi membelinya dan bisa menonton secara gratis.
"Ini bukan keinginan kami, kita mohon semua suporter tenang. Kami umumkan, pertandingan kita rencanakan ditunda besok (hari ini-red). Jadi, yang sudah membeli tiket kita pastikan tidak perlu membayar lagi."
"Suporter kita minta jangan ada yang membuat rusuh. Kami mohon maaf sekali lagi dan kami akan bertanggung jawab," jelas panitia tersebut melalui pengeras suara.
Setelah mendengar pengumuman itu, amarah suporter makin memuncak.
Penonton yang berada di tribun B, F, C, E, dan D mulai masuk ke lapangan.
Kali ini, jaring gawang mulai jadi sasaran.
Jaring ke kedua gawang pun dibakar massa.
Selain itu, tempat duduk pemain cadangan (bench) juga tak luput dari sasaran amukan penonton.
Kobaran api kian meninggi.
Seisi stadion terang benderang akibat kobaran api.
Tak sampai di situ, suporter yang berada di dalam lapangan juga melempari para penonton yang berada di tribun utama.
Beruntung tak ada yang terluka akibat pelemparan tersebut.
Empat mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke Stadion H Dimurthala, untuk memadamkan api.
Sebab, selain di lapangan, api juga terlihat di sisi bagian kanan tribun utama.
Proses pemadaman api ikut dibantu oleh personel TNI/Polri.
Aparat keamanan kemudian juga membubarkan penonton yang masih berkumpul di tengah lapangan.
Rinal, salah seorang penonton mengaku kecewa lantaran tim kesayangannya Persiraja gagal bertanding.
Ia juga menyayangkan kesiapan dari manajemen Persiraja dalam hal teknis yang dinilainya masih kurang.
Terlebih dirinya sudah merogeh kocek yang lumayan mahal untuk membeli tiket.
Untuk laga perdana itu, pihak panitia mematok harga tiket antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Kalau memang nggak siap jadi tuan rumah, ngapain gelar pertandingan di sini. Yang ada, suporter kecewa, udah tiket mahal, nonton nggak jadi pula," ujarp Rinal. (i)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Polisi Periksa Panitia Pelaksana Pertandingan Persiraja Banda Aceh Vs PSMS Medan, Pasca Kerusuhan