TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video sekelompok orang yang diduga Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) viral di media sosial.
Peristiwa itu terjadi di sebuah kafe yang berada di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Setelah video itu heboh, aparat kepolisian hingga TNI mendatangi kafe tersebut, Rabu (28/9/2022).
Terkait dengan viralnya video 21 detik itu, pihak pengelola akhirnya buka suara.
Pengelola membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa tuduhan itu tidaklah benar.
Suel, pemilik kafe menjelaskan, kejadian yang terekam dalam video viral itu sebenarnya adalah keributan.
Baca juga: VIRAL Video Aktivitas LGBT di Sebuah Kafe di Palangkaraya, Begini Tanggapan MUI
"Hal tersebut tidak benar, video di TikTok tersebut karena ada pengunjung yang sedang berkelahi," katanya, Rabu, dilansir TribunKalteng.com.
Suel menjelaskan, yang terjadi saat itu, beberapa orang sedang melerai pengunjung lain yang hendak berkelahi.
"Dalam video terdapat pengunjung yang dielus-elus punggung, itu menenangkan."
"Dan disebut mencium pipi, itu adalah orang yang sedang bisik-bisik karena ada suara musik," bebernya.
Suel merasa dirugikan dengan viralnya video yang menyebut kafenya sebagai sarang LGBT.
Bahkan, pengunjung di kafenya mengalami penurunan akibat viralnya video tersebut.
"Silahkan ekspose dan cek benar-benar, mereka yang mengatakan sarang LGBT, datang ke kafe saya pun tidak," jelasnya.
Polsek Sabangau langsung bergerak cepat menindaklanjuti video yang viral tersebut.
"Saya bersama Danramil, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan lurah mengecek langsung ke lokasi," kata Kapolsek Sabangau, Ipda Ali Mahfud, dikutip dari TribunKalteng.com.
Dia pun telah bertemu dengan pemilik kafe, Suel.
Baca juga: VIRAL Video Aktivitas LGBT Hebohkan Kota Palangkaraya, Pengelola Kafe Membantah
"Setelah bertemu dengan pemilik, mungkin telah terjadi kesalahpahaman dalam penyajian video tersebut," jelasnya.
Ali mengabarkan, yang terjadi dan direkam dalam video itu adalah keributan antarpengunjung.
"Kalau saya lihat dalam video adalah keributan, lalu dipisah oleh petugas keamanan," terangnya.
Masih dijelaskan Ali, anggapan adanya sesama laki-laki berciuman dan merangkul sebenarnya adalah upaya untuk meredam agar tak terjadi perkelahian.
Saat ditanya lebih lanjut terkait dugaan praktik LGBT di kafe tersebut, Kapolsek tidak menyimpulkan demikian.
"Kalau masalah itu masih belum menangkap ke arah tersebut, tapi yang saya lihat dalam video tersebut adalah adanya perkelahian," ucapnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunKalteng.com/Pangkan B)