TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai update terkait viral video oknum polisi yang jilat kue HUT TNI.
Anggota Polantas Polda Papua Barat berinisial Bripda DMB itu kini dipecat buntut ulahnya.
Ada satu oknum lagi yang dipecat berinisial Bripda YF. Ia berperan merekam aksi Bripda DMB saat menjilat kue HUT TNI.
Kemudian ada kasus penganiayaan mahasiswa oleh 4 oknum anggota polisi di Halmahera Utara (Halut).
Korban dianiaya para pelaku berawal dari postingan status WhatsApp terkait aksi demo BBM beberapa waktu lalu.
Akibat kasus ini, 4 anggota Polres Halmahera Utara (Halut) itu dijebloskan ke penjara.
Baca juga: POPULER NASIONAL Susi Pudjiastuti Diperiksa Kejagung | Peran 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Berita populer terakhir datang dari sosok Aremania bernama Sam Dadang.
Ia menjadi viral di media sosial setelah tampil di acara Mata Najwa.
Dalam acara tersebut, Dadang terkesan menolak permintaan pentolan Bonek, Andie Peci, yang berniat hadir di Malang untuk memberikan dukungan pasca-tragedi Stadion Kanjuruhan.
Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir selengkapnya:
1. Dua Oknum Polisi Polda Papua Barat yang Mengejek dan Menjilat Kue HUT TNI Dipecat
Dua oknum Polantas Polda Papua Barat yang mengejek dan menjilat kue ulang tahun TNI dipecat sebagai anggota polisi.
Pemecetan itu sesuai hasil sidang etik yang digelar di Polda Papua Barat yang berlangsung selama 2 jam, Jumat (7/10/2022) sekitar pukul 09.00 WIT hinga 11.30 WIT.
Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, tak membantah hasil putusan yakni pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) di Kabupaten Manokwari.
"Dua terperiksa yakni Bripda DB dan Bripda YFP dinilai telah membuat konten yang mencederai institusi TNI," ujar Adam.
Adam mengatakan, aksi menjilat kue itu terjadi, pada Rabu (5/10/2022) pagi.
Keduanya langsung ditahan oleh Propam Polda Papua Barat.
2. Kasus Penganiayaan Mahasiswa Berawal dari Postingan Foto Anjing Pelacak K9, 4 Oknum Polisi Dipenjara
Empat oknum polisi Polres Halmahera Utara (Halut) dijebloskan ke penjara terkait kasus penganiayaan terhadap mahasiswa Yulius Atu alias Ongen.
Kasus penganiayaan ini sudah ditangani Bidang Propam Polda Maluku Utara dan penyidik Ditreskrimum Polda Maluku Utara.
Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes (Pol) Michael Irwan Tamsil, mengatakan kasus penganiayaan ini berawal saat terjadi aksi unjuk rasa penolakan BBM di Polres Halmahera Utara.
"Jadi kronologis kasus ini berawal dari aksi unjuk rasa penolakan BBM di Polres Halut pada 20 September 2022," kata Kombes (Pol) Michael, Jumat (7/10/2022).
Dalam unjuk rasa tersebut melibatkan personel Polres Halmahera Utara, di antaranya personel Satsabhara yang menggunakan anjing pelacak atau K9.
Pada saat melaksanakan pengamanan, korban Yulius Atu alias Ongen mengambil foto atau dokumentasi.
Usai unjuk rasa sorenya korban lantas memposting statusnya lewat WhatsApp.
Dalam postingan status itu korban memosting foto anggota Satsabhara bersama anjing pelacak.
Disertai dengan tulisan atau caption dengan bahasa, "Tara mampo (tidak mampu) pakai tangan ini pakai anjing pelacak."
Beberapa saat kemudian, salah satu dari oknum anggota polisi tersebut melihat postingan korban.
3. SOSOK Dadang, Aremania yang Viral karena Terkesan Tolak Permintaan Andie Peci Hadir di Malang
Aremania Sam Dadang trending di media sosial setelah pernyataannya di Mata Najwa yang membahas tragedi Kanjuruhan.
Jawaban Dadang terkait niat Andie Peci, pentolan Bonek yang ingin datang ke Malang, Jawa Timur, justru menuai kritikan.
Pasalnya, Dadang bak memberi kode menolak kedatangan Bonek ke Malang.
Diketahui, Andie Peci berniat datang ke Malang untuk mengutarakan duka hingga menyerukan gerakan usut tuntas tragedi Kanjuruhan.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, panjenengan (Anda) semua dan teman-teman Bonek."
"Kalau pertandingannya tidak melawan Persebaya, kami persilakan saja, tapi ini kan melawan Persebaya, kami tidak ingin nantinya ada friksi yang tidak-tidak di tingkat grass root," ucapnya.
Bahkan, Dadang meminta waktu sampai 40 hari hingga masa duka berakhir sebelum pihaknya dan Bonek berkomunikasi.
Ia juga meminta Aremania saja yang bekerja terkait tragedi Kanjuruhan.
"Permasalahan lain-lainnya, tolong kami masih berduka. Biarkan kami melewati masa duka ini sampai 40 hari, setelahnya baru kita komunikasi."
"Masalah yang kami tolak bukan masalah kehadiran, tapi masalah usut tuntas. Kami biarkan kami Aremania yang bekerja, tanpa mengurangi rasa hormat," tuturnya.
(Tribunnews.com)