Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto didampingi oleh Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan, Kakordalops BNPB Brigjen TNI Lukmansyah meninjau langsung kondisi wilayah yang terdampak banjir di Aceh Tamiang.
Kedatangan mereka untuk berkoordinasi terkait penanganan banjir dengan pemerintah daerah setempat.
“Kami hadir untuk memastikan penanganan darurat bencana berjalan dengan efektif,” ujar Suharyanto, Selasa (8/11/2022).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Minggu (6/11) pukul 15.00 WIB, banjir yang merendam dua belas kecamatan di Aceh Tamiang setelah diguyur hujan lebat pada Senin (31/10) dan merendam 7.700 rumah warga dengan tinggi muka air mencapai 1,2 meter.
Adapun kecamatan yang terdampak meliputi Tamiang Hulu, Bandar Pusaka, Sekerak, Karang Batu, Manyak Payed, Banda Mulia kemudian Seruway, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, Tenggulun dan Kota Kuala Simpang.
Baca juga: Atasi Kawasan Terisolasi Banjir, Mensos Risma Dirikan Lumbung Sosial di Trenggalek
Tim Reaksi Cepat BNPB mencatat per Senin (7/11) pukul 20.00 WIB, sebanyak 157.117 jiwa mengungsi pada 342 titik pengungsian.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, mengaktifkan posko serta pembersihan area terdampak bersama tim gabungan dan pendataan lanjutan di lapangan,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
BPBD Kabupaten Aceh Tamiang melaporkan per Selasa (8/11) sebanyak 132 kampung terendam dan 43 kampung terisolir.
Selain rumah warga, banjir turut merendam 122 fasilitas pendidikan, 94 fasilitas kesehatan, 14 sarana prasarana gedung pemerintah dan 86 sarana ibadah.
Sebanyak 4.836 hektar lahan pertanian dan 2.129 area budidaya perikanan terdampak peristiwa ini.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual di lapangan, saat ini hujan ringan masih melanda beberapa area terdampak sehingga cukup menghambat proses pembersihan dan menyebabkan peningkatan tinggi muka air,” pungkasnya.