TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Ahman, pemilik warung kopi di Jalan Cipanas Raya tidak pernah menyangka musibah besar akan menimpa anak, istri, dan ibunya.
Warung kopinya berada di Jalan Raya Cipanas persis di depan tebing yang kemudian terjadi longsor.
Di warung itu, Ahman dan istrinya mencari nafkah dari pagi hingga malam hari.
Baca juga: Jalur Alternatif Menuju Sejumlah Desa yang Terisolir Akibat Gempa Cianjur Alami Macet Parah
Bahkan sesekali, warung tersebut menjadi tempat tinggal Ahman dan keluarganya.
Hanya sesekali Ahman, istri, anak, dan ibunya pulang ke kampung halaman di Desa Serampat.
Saat peristiwa longsor terjadi, kebetulan Ahman tengah tidak ada di warung.
Ia tengah mengantarkan perbekalan untuk anaknya yang lain yang mondok di sebuah pesantren.
Sementara istrinya tengah menjaga warung dan menjaga ibu serta anaknya yang sakit.
Baca juga: Jokowi Kembali Kunjungi Lokasi Gempa di Cianjur, Bagikan Uang Rp 5 Juta ke Masing-masing RT
Saat Ahman kembali ke warungnya, betapa kagetnya ia melihat warungnya sudah rata dengan tanah.
Tidak ada tanda-tanda juga istrinya, anaknya, atau ibunya menghampirinya ketika ia tiba di warungnya yang terletak di Jalan Cipanas Raya, Cugenang, Cianjur.
Ahman hanya menerka-nerka dari keterangan saksi mata yang selamat bahwa kemungkinan istri, anak, dan ibunya tertimbun longsor.
Selama tiga hari Ahman mengikuti proses evakuasi korban longsor.
Belum juga ia mendapatkan kabar atau tanda-tanda anak, istri, dan ibunya ditemukan.
Selama tiga hari proses pencarian, Ahman mengenang masa-masa terakhir bersama istri, anak, dan ibunya.
Baca juga: Kisah Haru Gempa Cianjur: Seorang Warga Cugenang Selamatkan 4 Lansia, Bocah Bertahan 3 Hari di Puing