TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Tenaga medis menjadi garda terdepan dalam upaya menyelamatkan nyawa korban bencana gempa Cianjur.
Kisah perjuangan paramedik dibagikan dr. Herdiansyah Kusuma yang berdinas di RSUD Sayang, Cianjur, Jawa Barat.
Herdiansyah mengatakan sejak Senin (21/11/2022) tidak putus menangani pasien gempa yang merupakan rujukan dari posko kesehatan di lapangan serta puskesmas.
Baca juga: Cerita Korban Gempa Cianjur: Tidur di Tenda Pengungsian Bersama Belasan Jenazah, Bingung Mau Kemana
"Mayoritas pasien yang dirujuk sekarang sudah kategori hijau dan kuning artinya pasien dengan kasus luka ringan atau pasien tidak mengancam jiwa," tuturnya kepada Tribun Network, Rabu (23/11/2022).
Meski demikian, RSUD Sayang tetap waspada menerima pasien rujukan dan dapat merujuk pasien ke rumah sakit lain yang ada di Bandung hingga Sukabumi.
Pihaknya bersyukur banyaknya dukungan dari sejawat medis untuk membantu menangani pasien korban gempa.
"Ada bantuan dokter spesialis bedah dan berbagai macam sentral pendidikan dari Unpad, UI, RSCM, karena kita tidak putus menangani pasien 24 jam," ungkap dr Herdiansyah.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Bertambah: 271 Meninggal, 61.908 Orang Mengungsi, 40 Orang Masih Hilang
Menurutnya, dukungan tenaga maupun material sangat diperlukan untuk menyelesaikan misi kemanusiaan ini.
Dr Herdiansyah mengaku selalu menyiapkan kondisi fisik tetap prima dengan menjaga pola makan dan mengonsumsi suplemen vitamin.
"Apalagi untuk menangani pasien cedera kepala dan trauma patah tulang ini betul-betul menguras pikiran," imbuhnya.
Dia menambahkan RSUD Sayang Cianjur sebagai rumah sakit triase sampai saat ini memiliki ketersediaan alat medis dan obat-obatan berkat banyaknya bantuan yang diberikan.
Baca juga: Cerita Korban Gempa Cianjur: Tidur di Tenda Pengungsian Bersama Belasan Jenazah, Bingung Mau Kemana
Dr Herdiansyah meyakini kerjasama dengan berbagai stakeholder membuat tenaga medis mampu melewati tantangan menangani pasien korban gempa Cianjur.
"Walaupun dari yang berwenang memberikan batas waktu penanganan untuk 30 hari ke depan tetapi kami semaksimal mungkin memberikan pelayanan terhadap pasien," pungkasnya.
Ambulans Tercukupi
Wakil Direktur RSUD Sayang Cianjur dr. Sanny Sanjaya, MH.Kes menegaskan tenaga medis berdatangan untuk membantu penanganan pasien korban gempa.
Tidak hanya tenaga medis, menurutnya, bantuan ambulans yang perannya tidak kalah penting juga tercukupi.
Baca juga: Indonesia Football Ambassador Galang Dana Untuk Korban Gempa Bumi Cianjur
"Bantuan dokter kita masukan langsung satu tim dengan dokter RSUD Sayang di IGD," ucap dr Sanny.
Dia pun menyampaikan rasa terima kasih karena banyak rumah sakit yang mengirimkan kendaraan ambulans.
"Di saat dokter tidak bisa menangani pasien ini harus segera ditangani, dengan ketersediaan ambulans ini kita bisa langsung mengirim pasien ke rumah sakit lain didampingi perawat selama perjalanan," tukasnya.
Dr Sanny menambahkan bahwa respons cepat ini yang menjadi SOP agar pasien kategori merah tersebut dapat ditangani secara maksimal dan tepat. (Tribun Network/Reynas Abdila)