TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan sebanyak 3.175 tenaga kesehatan (nakes) telah berada di 194 titik pengungsian pasca-gempa M5,6 Cianjur, Jawa Barat.
Nakes tersebut tersebar di delapan kecamatan yakni Kecamatan Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Mande, Cilaku, Cibeber, dan Cianjur.
Selain dokter umum dan perawat, terdapat pula nakes dari ahli gizi, bidan, apoteker, dan tenaga surveilans.
Lalu ada pula tenaga kesehatan lingkungan, terapis, psikolog, dan beragam dokter spesialis.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, aktivitas pelayanan kesehatan yang dinaungi Kementerian Kesehatan ini telah melakukan pengamatan dan pendataan untuk mencegah penyakit atau wabah serta penyerahan logistik kesehatan ke dinas terkait.
"Di samping itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah melakukan Rapid Health Assessment (RHA), melakukan mobilisasi untuk memberikan pelayanan kesehatan di beberapa titik pengungsi, serta melakukan pendataan ketersediaan obat, kelompok rentan dan tren penyakit di titik pengungsian," ungkap Muhari, Selasa (29/11/2022), dikutip dari laman BNPB.
Baca juga: Curhat Pengungsi Korban Gempa Cianjur Satu Minggu Tidur di Tenda: Bocor Kala Hujan hingga Kedinginan
Sementara itu tersedia pula 16 ambulans untuk mengantar korban yang membutuhkan operasi atau penanganan di fasilitasi kesehatan.
5 Penyakit Terbanyak yang Diderita Pengungsi
Lebih lanjur, berdasarkan data yang dihimpun Klaster Kesehatan Penanganan Gempabumi Kabupaten Cianjur per Minggu (27/11/2022), tercatat 5 kasus terbanyak yang ditemukan di pos kesehatan dan puskesmas.
Yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gastritis, hipertensi, diare, dan diabetes.
Lalu sebanyak 155 tempat tidur (TT) turut disiapkan Kabupaten Cianjur untuk menerima pasien pascaoperasi yang tersebar di sejumlah rumah sakit.
RSUD Cimacan (50 TT), RSUD Pagelaran Cianjur Selatan (20 TT), RSU dr. Hafiz (20 TT), RS Bhayangkara (11 TT), BBKP Ciloto Kampus Cimacan (50 TT), dan Rumah Singgah GKI (5 TT).
Lalu, petugas kesehatan yang tergabung dalam tim sanitarian turut melaksanakan pengambilan dan pemeriksanaan kualitas air di 20 titik pengungsian.
"Selain itu, pemantauan jentik dan pengasapan (fogging) turut dilakukan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang," ungkap Muhari.
Sementara itu, guna mendukung pelayanan gizi di lokasi pengungsian, telah dibuka dapur Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di 2 lokasi, yaitu Kecamatan Cugenang dan Warungkondang.
Pelayanan kesehatan secara intensif juga diberikan kepada kelompok ibu hamil dan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
"Imbauan dan edukasi terkait promosi Kesehatan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) juga terus dilakukan oleh relawan kesehatan di tiap titik pengungsian," ujarnya.
Baca juga: Jumlah Pengungsi Gempa Cianjur 73.874 Orang: Termasuk 1.207 Ibu Hamil dan 92 Penyandang Disabilitas
Jumlah Pengungsi
Sementara itu BNPB menyatakan jumlah pengungsi gempa Cianjur, Jawa Barat, mencapai 73.874 orang hingga Minggu (27/11/2022).
Dari jumlah tersebut, 92 di antaranya merupakan penyandang disabilitas dan 1.207 merupakan ibu hamil.
Informasi tersebut disampaikan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Minggu (27/11/2022).
"Jumlah pengungsi per hari ini adalah 73.874 orang."
"Rinciannya pengungsi laki-laki 33.713 orang, pengungsi perempuan 40.161 orang, penyandang disabilitas 92 orang, ibu hamil 1.207 orang dan lansia 4.204 orang," kata Suharyanto.
Suharyanto mengatakan, para pengungsi tersebut berada di 325 titik pengungsian.
Baca juga: Ridwan Kamil Mengaku Kesal Mengetahui Ada Oknum Ormas Mencopot Label Identitas Donatur di Cianjur
183 titik di antaranya merupakan lokasi pengungsian dengan kategori terpusat.
Kategori terpusat ini mempunyai jumlah pengungsi diatas 25 orang.
Sedangkan, lokasi pengungsian dengan kategori mandiri sebanyak 142 titik, yakni jumlah warga dibawah 25 orang.
"Ada 142 titik pengungsian mandiri, artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan di bawah 25 orang," ujar Suharyanto.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Milani Resti)