Para pelaku yang berjumlah tiga orang langsung menyekap Santoso dan Feti dengan lakban.
“Ada tiga orang kalau tidak salah. Itu langsung nyergap saya dan istri saya. Kemudian, saya disuruh tengkurap, mulut dilakban, mata juga begitu,” jelasnya.
Pelaku meminta Santoso dan Feti menunjukkan brankas yang berisi uang tunai dan barang berharga.
"Brankas. Brankasnya Pak. (Brankas) bapak di mana?” kata Santoso menirukan ucapan perampok.
Baca juga: Teriakan Keras di Subuh Buta, Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Berambut Cepak dan Bertopi
Awalnya Santoso enggan untuk memberitahu letak brankas dan ia mengalami penganiayaan karena tidak memberitahu lokasi brankas.
Namun, pelaku mengancam akan membuka baju istrinya jika tidak dituruti kemauannya.
“Saya berpikir, bagaimana keselamatan istri saya kalau sampai dia melakukan hal-hal yang tidak baik. Kan kasihan nanti,” terangnya.
Santoso terpaksa menunjukkan tas yang berisi uang sekitar Rp 400 juta, jam tangan, handphone, dan sejumlah perhiasan milik Feti.
Perhiasan yang ada di tubuh Feti juga tidak luput dari perampokan.
Para pelaku kemudian meminta ditunjukkan lokasi ruangan CCTV dan pelaku membawa pulang kotak decoder CCTV.
Setelah para perampok pergi, Santoso dan istri langsung berteriak minta tolong.
“Saya mencoba teriak minta tolong. Lha ternyata tidak ada yang merespons dari Satpol PP. Ternyata mereka sudah dilumpuhkan lebih dulu,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Asip Agus Hasani) (TribunJatim.com/Samsul Hadi)