TRIBUNNEWS.COM - Kasus pelecehan seksual di Universitas Andalas, Sumatera Barat mendapat sorotan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar, Supardi.
Supardi meminta rektor Universitas Andalas (Unand) untuk melakukan evaluasi terkait sistem di kampus yang mengakibatkan adanya pelecehan.
"Pelecehan seksual inikan karena suatu sebab, sebab itu apa? mungkin karena lingkungan yang mendukung pelecehan atau penampilan pakaian, ini harus dievaluasi," jelasnya dikutip dari TribunPadang.com.
Menurutnya, evaluasi yang dilakukan rektor harus menyeluruh agar para mahasiswa aman belajar di kampus.
Selain itu, kewenangan dosen juga harus dievaluasi karena kasus ini muncul karena dosen memberi ancaman ke mahasiswa.
Baca juga: Dosen Universitas Andalas Dinonaktifkan, Diduga Lecehkan Mahasiswi, Modus sebagai Syarat Kelulusan
Dengan mengevaluasi kewenangan dosen diharapkan tidak ada dosen yang semena-mena dan mengakibatkan pelecehan di kampus.
"Rektor harusnya mendisiplikan dosennya, pecat dosen yang tidak benar itu. Rektor harusnya buka mata empati terhadap mahasiswi ini," tegasnya.
BEM KM Unand akan gelar aksi
Sementara itu, BEM KM Unand akan menggelar aksi terkait kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus.
Presiden BEM KM Unand, Yodra Musfiadri mengatakan akan melakukan konsolidasi bersama para BEM tingkat Fakultas di Unand sebelum melakukan aksi.
"InsyaAllah akan ada gerakan. Kami mengutuk keras kekerasan seksual tersebut," jelasnya dikutip dari TribunPadang.com.
Yodra Musfiadri menjelaskan kasus pelecehan yang dilakukan dosen ini telah dikawal sejak Juli 2022 lalu.
Baca juga: Dugaan Pelecehan Berujung Bullying di Gunadarma Depok, Pelaku Diikat hingga Diberi Minum Air Kencing
Namun, kasus ini sampai saat ini belum tuntas dan menjadi viral di media sosial.
"Namun tidak kami publish, namun karena Satgas sudah menangani makanya kami kira ini selesai di ranah satgas, namun sampai saat ini belum juga tuntas, makanya perlu kita tuntaskan hari ini," terangnya.