Malamnya, Herno kemudian langsung datang dan mendapati anaknya merintih kesakitan dan menangis.
"Saya baru sampai dan anakku belum bicara, tapi saya sudah tahu kalau dia kesakitan. Saya bilang kenapa ini anak saya merintih-rintih dan menetes air matanya. Perlahan, dia cerita kalau sudah dipukul sama Pak T," jelasnya.
Tidak terima anaknya dipukul, Herno kemudian membawa AS ke puskesmas untuk di visum.
Kemudian melapor ke Polsek Mattiro Sompe. Sesampainya di sana, polisi mengarahkan Herno untuk melapor ke Polres Pinrang.
"Keesokan harinya (Rabu), saya ke Polres Pinrang dan melaporkan Kepala SDN 284 Pinrang Pak T ke kantor polisi atas dugaan penganiayaan anak dibawah umur," sebutnya.
Herno ingin kasus ini bisa diusut segera oleh pihak kepolisian.
"Saya tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi di lingkungan sekolah. Ini anak kecil. Kenapa harus di pukul seperti itu sampai anak saya pingsan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang, Andi Matjta Moenta mengatakan belum mengetahui pasti terkait kejadian tersebut.
"Saya baru dapat informasinya. Sementara ini, kami masih telusuri kejadian tersebut. Apakah ada kesalahpahaman atau seperti apa nanti kami sampaikan," ucapnya. (Nining Angraeni)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Diduga Aniaya Siswanya, Kepsek di Pinrang Dinonaktifkan dari Jabatannya,