TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- DN, perawat RS Muhammadiyah Palembang yang menggunting jari bayi perempuan hingga putus ditetapkan sebagai tersangka.
DN jadi tersangka karena dianggap lalai sehingga jari korban tergunting.
Baca juga: Jari Kelingking Bayi di Palembang Terpotong, RS Nonaktifkan Perawat, Polisi Telah Periksa 7 Saksi
Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik memeriksa 7 orang saksi termasuk DN.
“Hasil gelar perkara, penyidik menetapkan DN sebagai tersangka,” kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib dikutip dari Kompas.com, Senin (6/2/2023).
Ngajib menjelaskan, dari gelar perkara yang dilakukan, DN sebelumnya telah diingatkan orangtua korban AR agar berhati-hati ketika akan membetulkan selang infus yang terpasang di tangan.
Namun, imbauan itu tak didengarkan pelaku hingga ia pun mengambil gunting dan jari kelingking AR malah ikut terpotong.
“DN tidak hati-hati sehingga kami patut menduga kelalaian perawat, karena sebelumnya sudah diingatkan,” beber dia.
Sejauh ini, polisi baru menetapkan satu tersangka atas peristiwa tersebut. Penyidik akan kembali mengembangkan dugaan tersangka lain.
Baca juga: Kasus Bayi Meninggal di Kandungan di Sumut Berakhir Damai, Keluarga Korban Terima Uang Rp 25 Juta
“Nanti akan dilihat kembali apakah ada pelaku lain yang ikut membantu dalam peristiwa tersebut,” jelasnya.
Jari korban sudah disambung
RS Muhammadiyah Palembang menyatakan bertanggung jawab terkait insiden jari kelingking pasien yang tergunting perawat hingga putus.
Korban adalah Ar, seorang bayi yang masih berusia delapan bulan.
Jeri kelingking Ar tergunting hingga putih saat perawat mengganti infus.
"Bener adanya kejadian itu, saya sedang koordinasi dengan pimpinan untuk menggelar konfirmasi ke awak media," Humas RS Muhammadiyah Palembang Hj Eka Tanzilawati.
Baca juga: Update Jari Kelingking Bayi Putus Tergunting: Polisi Gelar Perkara, Orang Tua Ngadu ke Hotman Paris
Dikatakan Eka, pihak RS Muhammadiyah juga sudah mengobati korban dan bertanggung jawab atas insiden ini.
"Kami bertanggung jawab atas insiden ini dan sudah menyambungkan jari korban," katanya ketika dikonfirmasi Sripoku.com via ponsel.
Sebelumnya, Suparman (38), warga Palembang, Sumatera Selatan melapor ke Polrestabes Palembang karena jari kelingking bayinya, Ar (8 bulan) tergunting perawat.
Bayi perempuan tersebut harus kehilangan kelingkingnya karena tergunting perawat saat ganti infus.
Menurut Suparman insiden itu terjadi pada Jumat (3/2/2023) sekitar pukul 10.30.
Kejadian itu berawal ketika Ar demam, lalu istrinya yakni Sri, membawa ke RS Muhamadiyah yang terletak di Jalan A Yani Kelurahan Silaberanti Palembang.
Setelah dirawat hampir 3 hari di RS tersebut, infus yang dipakai di lengan kanan sebelah kiri anaknya tersumbat.
Melihat kondisi itu Suparman dan istrinya memanggil seorang perawat jaga.
Baca juga: Nasib Perawat yang Buat Jari Kelingking Bayi 8 Bulan Putus Saat Ganti Selang Infus di Palembang
Lantaran susah membuka perban diinfus anaknya, perawat menggunakan gunting besar membuka perban itu.
Namun nahasnya jari kelingking Ar ikut tergunting hingga putus.
"Awalnya infus anak saya macet pak. Saya panggil perawat untuk minta betulkan. Nah perawat datang lalu membuka infus anak saya, tetapi tidak bisa bisa," ujar Suparman.
"Saya sudah bilang sama perawat itu untuk membuka perban perlahan. Namun perawat itu malah mengambil gunting untuk menggunting perban yang melekat di lengan anak saya. Alhasil saat perawat itu menggunting perban, jari anak saya putus," kata Suparman yang terlihat masih kesal saat melapor ke Polrestabes Palembang.
Dikatakan Suparman, atas peristiwa ini dia tidak terima.
Oleh itulah dia melapor ke polisi.
Suparman berharap laporannya segera ditindaklanjuti petugas dan pelaku bisa ditangkap.
"Meski sudah ada niat baik dari RS Muhammadiyah, namun saya tidak terima. Meski jari anak saya sudah disambung," katanya.
Sementara, pihak piket Reskrim dan piket SPKT Polrestabes Palembang langsung menerima laporan korban.
Hingga kini saat orang tua korban masih diambil keterangan oleh penyidik, terkait laporannya.
Baca juga: Jari Bayi 7 Bulan Ikut Tergunting Saat Perawat Ganti Selang Infus di RS Muhammadiyah Palembang
Petugas piket reskrim sudah mendatangi TKP (Tempat kejadian perkara) guna penyelidikan lebih lanjut.
Polisi diketahui telah memeriksa tujuh orang saksi.
Sebelumnya, Suparman yang merupakan warga Kelurahan 9-10 Ulu, Kecamatan Jakabaring, Kota Palembang, melapor ke Polrestabes Palembang.
Laporan tersebut diterima petugas dengan No LP/B/273/2023/SPKT/Polrestabes Palembang/ Polda Sumatra Selatan.
Dikutip dari Sripoku.com, Suparman menjelaskan peristiwa yang mengakibatkan jari anak perempuannya putus.
Menurut Suparman, insiden itu terjadi pada Jumat (3/2/2023) sekitar pukul 10.30 WIB.
Dikatakan Suparman, berawal anaknya demam.
Lalu, istrinya yakni Sri, membawa ke RS Muhamadiyah yang berada di Jalan A Yani, Kelurahan Silaberanti, Palembang.
Setelah dirawat hampir tiga hari di RS, infus yang dipakai di lengan kanan sebelah kiri anaknya tersumbat.
Melihat kondisi itu, Suparman dan istrinya memanggil perawat yang jaga.
Karena susah membuka perban infus anaknya, perawat menggunakan gunting besar untuk membuka perban itu.
Namun, jari kelingking Ar ikut tergunting hingga putus.
"Awalnya infus anak saya macet, Pak. Saya panggil perawat untuk minta betulkan. Nah perawat datang lalu membuka infus anak saya, tetapi tidak bisa bisa," ungkap Suparman.
Baca juga: Populer Regional: Fakta Jari Bayi 8 Bulan yang Putus Tergunting - Wanita Muda Lecehkan 11 Anak
"Saya sudah bilang sama perawat itu untuk membuka perban perlahan. Namun perawat itu malah mengambil gunting untuk menggunting perban yang melekat di lengan anak saya."
"Alhasil saat perawat itu menggunting perban, jari anak saya putus," jelas Suparman.
Atas peristiwa tersebut, Suparman pun tidak terima dan melapor ke polisi.
Suparman berharap, laporannya segera ditindaklanjuti petugas dan pelaku bisa ditangkap.
"Meski sudah ada niat baik dari RS Muhammadiyah, namun saya tidak terima. Meski jari anak saya sudah disambung," katanya.
Sementara, pihak piket Reskrim dan piket SPKT Polrestabes Palembang langsung menerima laporan korban. (Kompas.com/Sriwijaya Post)