News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Angka Stunting di NTB di Bawah 19 Persen, Wagub Sitti Rohmi: Masih Ada PR yang Harus Diselesaikan

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Dodi Esvandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah mengklaim angka stunting di NTB berada di bawah 19 persen.

Hal itu disampaikan Wagub NTB Sitti Rohmi pada acara Edukasi Gizi untuk Masyarakat di sekitar TPA Kebon Kongok dalam Rangka Hari Gizi Nasional, Lombok, (9/2/2023) yang dihelat oleh Danone.

"Tadi saya keliling stunting di Lombok Barat sudah turun signifikan di bawah 20 persen, bahkan di bawah 19 persen. Meluncur dengan baik ke bawah," kata Sitti Rohmi.

Sitti menyebut jika ingin angka stunting lebih turun lagi, maka ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

"Ini kalau mau meluncur dengan baik ke bawah ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Lombok Barat. Jadi kita ini di Lombok Barat lagi perang stunting, kematian bayi, kematian ibu hamil dan berbagai masalah yang kita miliki," sambungnya.

Baca juga: Gejala Stunting: Pertumbuhan Anak Melambat dan Berat Badan Tidak Bertambah

Kemudian Wagub Sitti menjelaskan bahwa wilayah yang ia pimpin dilengkapi dengan posyandu yang melayani semua jenis usia.

"Dan alhamdulillah kita di Nusa Tenggara Barat punya posyandu keluarga. Jadi posyandu kita di NTB bukan hanya melayani bayi dan ibu hamil, tapi ada juga posyandu remaja dan lansia. Jadi lengkap satu dusun dilayani oleh posyandu" jelasnya.

Sitti melanjutkan bicara stunting tidak hanya bicara tentang bayi dan ibu hamil saja. Tetapi remaja juga harus bisa sehat

"Karena kita tahu bila bicara stunting itu tidak bicara bayi dan ibu hamil saja kita bicara remaja juga. Bagaimana remaja itu bisa jadi ibu yang sehat untuk anak-anaknya kelak," sambungnya.

Menurut Sitti, pemberian vitamin-vitamin penambah darah bukan hanya untuk ibu hamil.

Tapi remaja juga diberikan sehingga calon ibu agar tidak ada yang anemia, jadi komprehensif.

Baca juga: Apa Itu Stunting pada Anak? Kenali Penyebab, Ciri-ciri atau Gejala, dan Cara Mencegahnya

"Pernikahan anak juga kita sasar bagaimana kita cegah pernikahan anak dengan fokus sekolah. Yang putus sekolah SD masuk paket A, putus sekolah SMP masuk paket B, putus sekolah SMA masuk paket C atau SMA terbuka. Jadi tidak ada yang putus sekolah," tegasnya.

Kemudian dikatakan Sitti bukti bahwa posyandu di NTB sudah bagus dan aktif, bisa dilihat dari turunnya angka stunting.

"Buktinya apa posyandu kita sudah bagus dan aktif. Angka stunting turun, kematian ibu hamil tingkat provinsi turun kemudian juga skrening penyakit menular meningkat dengan baik terbaik di Indonesia. Itu semua bisa dilakukan karena posyandunya aktif," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini