TRIBUNNEWS.COM - Terjadi peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
Pada hari Rabu (8/2/2023) sore, status Gunung Api Karangetang meningkat dari level II waspada menjadi level III siaga.
Dampak dari peningkatan aktivitas ini, wilayah pulau Siau, Sitaro diguyur hujan abu vulkanik sejak Rabu (8/2/2023) sore hingga hari ini, Kamis (9/2/2023).
Dilansir dari TribunSitaro.com, abu vulkanik terlihat memenuhi beberapa badan jalan di wilayah kota Ulu.
Baca juga: Update Aktivitas Gunung Karangetang: Kondisi Berawan, Angin Lemah ke Arah Barat Daya
Beberapa benda yang berada di luar rumah juga diselimuti abu vulkanik.
Warga yang ingin melakukan kegiatan di luar rumah diharuskan menggunakan masker supaya tidak menghirup abu vulkanik.
Salah satu warga Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur, Adrian Maku mengatakan hujan abu vulkanik ini mengganggu aktivitas warga.
"Hujan abu sudah terjadi dari tadi sore (Rabu), apalagi di wilayah Siau Timur ini. Abunya tebal sekali."
"Kami terpaksa menunda aktivitas di luar rumah karena abu gunung ini sangat tebal," ungkapnya, Kamis (9/2/2023).
Dengan peningkatan status Gunung Api Karangetang, warga diminta tidak melakukan aktivitas di sekitar gunung dalam radius 2,5 km.
Warga juga diminta tenang dan tidak terpancing dengan isu adanya erupsi di Gunung Api Karangetang.
Gunung Api Karangetang Keluarkan Lava
Gunung Api Karangetang mengeluarkan guguran lava dan kepulan asap tebal pada Rabu (8/2/2023) malam.
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang mengatakan peningkatan status Gunung Api Karangetang mulai berlaku pada Rabu (8/2/2023) pukul 17.00 Wita.
Baca juga: Kondisi Gunung Semeru setelah Erupsi: Alami 19 Kali Gempa Letusan dan 1 Gempa Guguran
"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang dinaikkan dari Level II Waspada ke Level III Siaga mulai pukul 17.00 Wita atau jam lima sore tadi," ungkapnya dikutip dari TribunSitaro.com.
Guguran lava di Gunung Api Karangetang terlihat jelas di beberapa kecamatan, seperti wilayah Siau Timur, Siau Tengah, Siau Barat, dan Siau Barat Utara.
Salah satu warga, Friska Kulas mengatakan guguran lava di puncak Gunung Api Karangetang mulai terlihat pada sore hari.
"Dari sore sudah kelihatan api dan asap di puncak gunung. Kadang sesekali terdengar suara gemuruh," terangnya.
Ada Peningkatan Aktivitas Gunung Api Karangetang
Pada Selasa (7/2/2023) ada peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang dengan munculnya gempa gugur lava sebanyak 62 kali.
Jika dibandingkan pada Senin (6/2/2023), peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang cukup signifikan karena hanya ada 43 kali guguran lava.
Baca juga: Respons Pelaku Wisata Soal Rencana Gunung di Bali jadi Kawasan Suci, Warga Sekitar akan Dirugikan
Jumlah gempa hembusan juga mengalami peningkatan dari 13 kali dengan amplitudo 20-30 mm pada Senin, menjadi 21 kali dengan ampiltudo 20-75 mm pada Selasa.
Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang mengungkapkan penyebab adanya peningkatan aktivitas pada Gunung Api Karangetang.
Menurutnya hal ini terjadi karena terdapat tekanan gas yang mendorong sumbat lava pada puncak kawah utama.
"Ini kemudian jatuh dan mengarah ke arah barat yakni Kali Batang dan Kali Beha di Kampung Dompase dan Kampung Mini," paparnya, Rabu (8/2/2023).
Masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Api Karangetang dan melakukan aktivitas di dalam zona prakiraan bahaya.
Guguran lava dan awan panas juga perlu diwaspadai karena dapat terjadi sewaktu-waktu.
Ancaman lahar hujan dan banjir bandang juga dapat terjadi di bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSitaro.com/Octavian Hermanes)