"Sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk menggunakan ambulans puskesmas ke RSUD Subang, karena kondisinya memang semakin kritis," ungkapnya, Sabtu (4/3/2023).
Diawal kedatangan ke RSUD Subang, korban sempat diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Namun saat akan masuk ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), korban ditolak dengan alasan tidak ada rujukan dan ruang PONEK penuh.
"Saya akhirnya membawa istri menuju ke salah salah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberikan tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis."
"Tetapi sayang istri saya meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Rumah Sakit di Bandung," ujarnya.
Juju Junaedi merasa kecewa dengan pelayanan RSUD Subang yang sangat buruk dan membuat istrinya yang sudah hamil besar meninggal dunia.
Baca juga: Duduk Perkara Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Melahirkan di RUSD Subang Jawa Barat
"Pelayanan RSUD Subang ini memang terkenal buruk terhadap pasien, makanya warga Subang lebih memilih berobat ke Bandung dan Purwakarta ketimbang ke RSUD Subang," sambungnya.
Ia berharap kematian istrinya menjadi pelajaran penting untuk RSUD Subang berbenah agar tidak ada lagi korban jiwa.
“Saya kapok membawa keluarga berobat lagi ke RSUD Subang. Kalaupun ada keluarga yang sakit saya lebih memilih rumah sakit yang lain asal tidak ke RSUD Subang."
"Cukup almarhumah istri saya yang mengalamin hal menyakitkan karena tidak dilayani oleh pihak rumah sakit, istri saya dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia. Mudah-mudahan kejadian itu adalah yang terakhir dan cukup istri saya yang jadi korban, jangan ada korban-korban lainya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Ahya Nurdin/Syarif Abdussalam)