TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 33 orang dinyatakan meninggal dunia dalam musibah tanah longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, adapun saat ini jumlah korban itu sesuai data yang diterima oleh pihak Polda Kepulauan Riau per Kamis (9/3/2023) kemarin.
"Korban yang meninggal dunia yang kita terima sudah di Polda Kepri sampai tadi malam jam 7, jumlahnya 33 orang," kata Ramadhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jum'at (10/3/2023).
Selain ada penambahan korban meninggal, Ramadhan mengatakan bahwa saat ini Tim Sar Gabungan juga masih mencari sejumlah korban hilang dalam peristiwa longsor tersebut.
Sebanyak 21 orang dikabarkan belum diketahui keberadaannya hingga kini dan sedang dilakukan proses pencarian oleh 114 personel gabungan dari unsur Polri.
"Tentu masih ada korban hilang, personel Polri dari Brimob, dan Samapta berjumlah 114 orang terus mencari korban hilang atau belum ditemukan yang didata oleh Polda jumlahnya ada 21 orang," jelasnya.
Sebelumnya bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) ditetapkan sebagai darurat bencana.
"Apa yang terjadi di Pulau Serasan Kabupaten Natuna, Kepri, ditetapkan sebagai darurat bencana," kata Kepala Badan Penangggulan Bencana Nasional (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melalui keterangan tertulis, Selasa (7/3/2023).
Suharyanto meminta agar lokasi kejadian tidak dijadikan alasan sebagai kendala untuk melakukan pencarian secara maksimal.
Evakuasi fokus dilakukan dan tim evakuasi harus maksimal dalam mencari korban yang masih dinyatakan hilang untuk sementara.
"Kita semua harus bahu-membahu secara maksimal melakukan pertolongan. Sebanyak 47 orang yang dinyatakan hilang itu relatif banyak. Makanya kita harus cari dengan maksimal, sampai betul-betul tidak mungkin ditemukan lagi," tambah Suharyanto.
Untuk masyarakat yang saat ini berada di pengungsian, Suharyanto juga meminta agar kebutuhan sehari-harinya tetap terjamin, baik berupa sandang, papan dan pangan.
Bantuan Kapal Motor Penumpang (KMP) Bahtera Nusantara 01 yang seharusnya melakukan pelayaran sekitar pukul 19.00 WIB, Selasa (7/3/2023), dengan tujuan Tanjung Uban-Sintete, Kalimantan Barat (Kalbar), dibatalkan.
Baca juga: Kepala BNPB: 16 Ton Bantuan Logistik dari Pemerintah sudah Sampai di Natuna
Kapal dialihkan untuk membawa logistik dan bantuan dengan rute Tanjung Uban-Serasan- Sintete-Serasan-Subi-Penagi-Midai-Matak-Tanjung Uban.
"Khusus hari ini, KMP Bahtera Nusantara 01 kami fokuskan untuk membawa logistik ke Pulau Serasan untuk korban longsor kemarin," kata GM PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Batam Marsadik kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa (7/3/2023).
Marsadik mengatakan, barang-barang logistik yang dibawa KMP Bahtera Nusantara 01 merupakan bantuan logistik dari masyarakat Batam dan sejumlah instansi yang ada di Batam.
"Kalau jenis barangnya kami juga tidak tahu, yang jelas bantuan logistik dari Batam yang akan diperuntukan warga terdampak longsor yang ada di Pulau Serasan," papar Marsadik.
Untuk pengalihan ini, Marsadik mengaku sudah menginformasikannya kepada penumpang dan sejauh ini tidak ada masalah.