TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang berstatus Siaga, ada gunung api lainnya yang juga memiliki status sama, yakni Semeru.
Dalam laporan aktivitas yang dilaporkan magma.esdm.go.id, Sabtu (11/3/2023), pada pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, gunung api ini memunculkan asap kawah utama berwarna putih dan kelabu, dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal.
Tinggi asap kawah ini mencapai sekitar 50 hingga 300 meter dari puncak gunung tersebut.
Di sekitar gunung itu, cuaca terpantau cerah namun angin berhembus lemah ke arah Barat dan Barat Laut, suhu udaranya pun mencapai sekitar 21 hingga 29 derajat celcius.
Sementara itu terkait kegempaan, gunung api ini mengalami 20 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 16 hingga 22 mm dan lama gempa 63 hingga 116 detik.
Kemudian 1 kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo 36 mm dan lama gempa mencapai 76 detik.
Terkait status dan aktivitas Semeru, masyarakat sekitar diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara, tepatnya di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.
Baca juga: Kondisi Gunung Semeru setelah Erupsi: Alami 19 Kali Gempa Letusan dan 1 Gempa Guguran
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai yang terletan di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal itu karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Untuk mengantisipasi keselamatan, masyarakat juga diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Tidak hanya itu, masyarakat harus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.