TRIBUNNEWS.COM - Polda Jawa Tengah telah merilis 8 nama korban pembunuhan berantai Mbah Slamet yang telah teridentifikasi.
Dalam daftar tersebut ada 4 nama korban yang baru teridentifikasi yakni Suheri, Riani, Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto.
Keluarga keempat korban telah menjalani tes antemortem dan ditemukan sejumlah kecocokan seperti bentuk gigi dan jam tangan yang terkubur.
Korban Suheri dan Riani merupakan pasangan suami istri asal Pesawaran, Lampung.
Sementara korban Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto merupakan ibu dan anak asal Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: 8 Jenazah Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Teridentifikasi, Terbaru Warga Magelang-Lampung
Terungkapnya identitas Theresia Dewi sebagai salah satu korban pembunuhan Mbah Slamet setelah pihak keluarga melaporkan ke posko aduan orang hilang di Polres Banjarnegara.
Wanita berusia 47 tahun itu menghilang sejak November 2021 setelah berpamitan untuk pergi ke Banjarnegara ditemani anak pertamanya, Okta Ali Abrianto.
Berdasarkan pengakuan keluarga, Theresia Dewi bekerja sebagai kontraktor dan sempat mengalami masalah keuangan.
Theresia Dewi berstatus janda setelah dua kali pernikahannya gagal.
Dalam proses tes antemortem, petugas menemukan kecocokan antara jam tangan berwarna oranye yang ditemukan terkubur di dalam liang lahat dengan foto jam tangan korban.
Kakak Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) mengaku telah melakukan tes DNA untuk mencocokkan dengan jasad korban.
Ia sangat yakin adik dan keponakannya (Okta Ali) sebagai korban pembunuhan karena melihat sejumlah barang yang ditemukan di liang lahat korban.
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta."
"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui, masih dalam penyelidikan," ungkapnya, Sabtu (8/4/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: 18 Orang Hilang Terdata di Posko
Menurutnya, ibu dan anak tersebut menghilang setelah pergi dari Salatiga pada November 2021 lalu.
Saat di Salatiga, Theresia Dewi ditemani dua anaknya, Okta Ali Abrianto dan Claudy.
Theresia Dewi kemudian berpamitan ke Claudy akan pergi ke Banjarnegara ditemani Okta Ali Abrianto.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit ke pergi Banjarnegara katanya mau ambil dana (uang)."
"Mereka berangkat ke Banjarnegara naik mobilnya Honda Mobilio," paparnya.
Sejak saat itu, pihak keluarga mengaku kehilangan kontak kedua korban.
Daftar korban pembunuhan Mbah Slamet yang telah teridentifikasi:
1. Paryanto (53) warga Sukabumi
2. Irsad (43) warga Lampung
3. Wahyu Triningsih (40), korban merupakan istri Irsad.
4. Mulyadi Pratama (46), warga Palembang
Baca juga: Sosok Mulyadi, Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet, Hilang Sejak 2021
5. Suheri warga Lampung
6. Riani warga Lampung, istri Suheri
7. Theresia Dewi (47) warga Magelang
8. Okta Ali Abrianto (31) warga Magelang, anak Theresia
Pasutri Asal Lampung Sempat Gadaikan Mobil
Pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung sempat menggadaikan mobil mereka sebelum pergi ke Banjarnegara, Jawa Tengah.
Keduanya menggadaikan mobil Daihatsu Xenia sebesar Rp 15 juta dan uangnya dibawa untuk diberikan ke Mbah Slamet.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan pasangan suami istri bernama Suheri dan Riani sempat berpamitan ke anaknya sebelum pergi ke Jawa.
"Jadi mobil yang digadaikannya itu untuk bertemu dengan pelaku Mbah Slamet."
"Keduanya berpamitan kepada anaknya untuk bekerja di padepokan Tulungagung," jelasnya, Sabtu (8/4/2023), dikutip dari TribunLampung.com.
Baca juga: Kaget Orangtuanya Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Rani: Bilangnya Sudah Mau Pulang
Setiba di Banjarnegara, kedua korban masih bisa berkomunikasi dengan anaknya.
Komunikasi korban dengan anaknya yang terakhir terjadi pada 8 September 2021 dan setelah itu kedua korban menghilang.
Diduga keduanya dibunuh Mbah Slamet dan pihak keluarga baru mengetahui setelah kasus pembunuhan berantai terungkap.
"Keluarga korban kehilangan komunikasi sampai bulan April 2023, pihak keluarga mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia setelah melihat Mbah Slamet di televisi dan media sosial," imbuhnya.
Sementara itu, Kapolsek Gedong Tataan, Polres Pesawaran, Kompol Hapran, mengatakan hasil pencocokan jasad korban dengan anak pasangan Suheri-Riani belum keluar.
Anak korban yang bernama Rani Dwi Wulandari telah menjalani tes antemortem di Polres Banjarnegara didampingi pamannya untuk mencocokkan DNA.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLampung.com/Oky Indrajaya) (TribunJogja.com/Nanda Sagita)