TRIBUNNEWS.COM - Beredar viral pemberitaan penyerangan Mapolres Jeneponto dilakukan oleh 100 orang oknum TNI pada Kamis (27/4/2023) dini hari .
Pernyataan tersebut, keluar dari Kabag Ops Polres Jeneponto, Kompol Abdul Halim.
Namun pernyataan tersebut, belum dapat dipertanggungjawabkan dan Kompol Abdul Halim meminta maaf telah mengeluarkan informasi yang dapat membuat hubungan TNI dan Polri memanas.
Hingga saat ini pelaku penyerangan Mapolres Jeneponto belum ditetapkan karena masih dalam proses penyelidikan Polda Sulawesi Selatan.
"Karena itu, saya atas nama Abdul Halim mohon maaf, semoga TNI-Polri sebagai tulang punggung negara selalu solid," ungkapnya, Jumat (28/4/2023), dikutip dari Tribun-Timur.com.
Baca juga: Peristiwa Kupang dan Jeneponto, SETARA: Soliditas TNI-Polri di Daerah Memprihatinkan
Menurutnya informasi pelaku penyerangan dilakukan 100 oknum TNI bersifat internal, tapi informasi tersebut bocor ke media.
"Laporan yang kami buat dan kirim ke satuan atas Biro Ops Polda Sulsel terkait penyerangan yang diduga oknum TNI adalah sifatnya hanya laporan internal terhadap apa yang kami lihat dan alami malam itu yang sedang berjaga malam."
"Namun laporan tersebut bocor dan viral ke media sosial," sambungnya.
Ia menegaskan, pelaku penyerangan Mapolres Jeneponto dilakukan oleh segerombolan orang tak dikenal (OTK) dan penetapan pelaku masih menunggu proses penyelidikan Polda Sulsel.
"Kami luruskan bahwa penyerangan tersebut dilakukan oleh sekelompok OTK bukan diduga 100 orang oknum TNI karena sifatnya yang masih dalam penyelidikan," imbuhnya.
Kata Kapolda Sulsel
Diketahui, sejumlah fasilitas Mapolres Jeneponto rusak akibat penyerangan yang dilakukan OTK.
Selain itu, satu anggota Polres Jeneponto dari Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) sempat mengalami koma dan kini masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso, meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait pelaku penyerangan.