News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

Fakta Ponpes Al Zaytun Didemo, Warga Berusaha Masuk Pondok, Panji Gumilang Siagakan Massa Tandingan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa dari pihak Ponpes Al Zaytun saat menunggu pendemo datang, Kamis (15/6/2023). Aksi menuntut penutupan Pondok Pesantren Al-Zaytun akan kembali digelar di depan pondok pesantren tersebut di Indramayu, Kamis (22/6/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Massa yang mengatasnamakan Forum Solidaritas Dharma Ayu melakukan aksi unjuk rasa di depan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023) siang.

Mereka menyerukan sejumlah tuntutan, seperti meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelidiki dugaan aliran melenceng di Ponpes Al Zaytun, memeriksa pengusutan atas lahan negara di kawasan Al Zaytun hingga meminta Panji Gumilang ditangkap.

Personel kepolisian dari Polres Indramayu dan Polda Jabar disiagakan untuk mengamankan aksi unjuk rasa.

Sementara, dari pihak Ponpes Al Zaytun menyiapkan massa tandingan untuk menghalau Forum Solidaritas Dharma Ayu masuk ke kawasan pondok.

Baca juga: Masih Dalami dari Sumber yang Pernah Aktif di Ponpes Al Zaytun, Mahfud MD: Ini Tahun Politik

Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, mengatur langsung barisan massa tandingan sebelum peserta aksi datang.

Massa tandingan berdiri di belakang pagar berduri yang sudah disiapkan kepolisian.

Aksi unjuk rasa sempat diwarnai kericuhan karena massa dari Forum Solidaritas Dharma Ayu terus berusaha merengsek masuk ke kawasan Ponpes Al Zaytun.

Petugas kepolisian berusaha menenangkan massa dan meminta mereka untuk tidak bergerak maju.

Di tengah unjuk rasa, dua orang diamankan karena menjadi provokator pelemparan batu ke petugas kepolisian.

Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar, meredam emosi para demonstran dengan mengumpulkan para koordinator aksi.

Ia menyampaikan ke para koordinator bahwa MUI sedang berada di Indramayu untuk melakukan investigasi terhadap Ponpes Al Zaytun.

Baca juga: Muhadjir Effendy Menilai Polemik Ponpes Al Zaytun Termasuk Masalah Sensitif: Kita Harus Hati-hati

Hal tersebut membuat aksi unjuk rasa kembali kondusif.

"Hari ini dan besok ada investigasi dari MUI Pusat, jadi kita lihat dulu hasil investigasi nanti," paparnya, Kamis, dikutip dari TribunJabar.id.

Massa sepakat untuk membubarkan diri setelah tuntutannya didengar.

"Mereka sepakat bahwa kita akan menunggu hasil investigasi dari MUI tersebut," sambungnya.

Menurutnya petugas kepolisian melakukan penghalauan agar tidak terjadi bentok karena pihak Ponpes Al Zaytun telah menyiapkan massa tandingan.

"Tugas kami melakukan pengamanan, melindungi, dan mengayomi. Alhamdulillah 15.15 WIB, aksi sudah selesai," pungkasnya.

Ridwan Kamil Bentuk Tim Khusus

Tim investigasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mencari fakta terkait Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu selama 7 hari dimulai dari Selasa (20/6/2023).

Hal ini dilakukan setelah banyak yang melaporkan sejumlah kontroversi yang dilakukan Ponpes Al Zaytun.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjelaskan pembentukan tim investigasi merupakan keputusan dari ratusan kiai yang berkumpul di Gedung Sate, Bandung pada Senin (19/6/2023).

Ia meminta pengurus Ponpes Al Zaytun kooperatif selama tim investigasi melakukan tabayyun.

Baca juga: Pertemuan Tertutup Wagub Jabar dengan Sejumlah Kiai Terkait Ponpes Al-Zaytun Berlangsung 2 Jam

Kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (website Al Zaytun)

"Kami meminta pihak Al Zaytun untuk kooperatif, karena sudah beberapa kali dalam catatan sejarahnya sering menolak mereka yang mencoba untuk ber-tabayyun," tegasnya, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.

Menurutnya Pemprov tidak bisa melakukan penindakan hanya berdasarkan beberapa video viral, tapi harus memiliki bukti adanya penyimpangan ajaran di Ponpes Al Zaytun.

"Kami tidak bisa mengeluarkan keputusan tanpa fakta yang lengkap. Faktanya sedang dilengkapi selama tujuh hari oleh tim investigasi," tuturnya.

Politisi partai Golkar ini menyatakan hasil investigasi ini akan menjadi pedoman pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap Ponpes Al Zaytun.

"Akan ada tindakan-tindakan lain, tapi belum bisa disimpulkan, karena timnya baru akan bekerja." 

"Jadi, faktanya sedang dilengkapi 7 hari tim investigasi. Dari besok, sampai Selasa depan. Jangan asal viral di media sosial, langsung main keputusan."

"Lebih baik ada waktu yang memadai daripada buru-buru terus salah, nanti digugat lagi ke PTUN, negara kalah, karena buru-buru ambil keputusan," pungkasnya.

Baca juga: Sosok Panji Gumilang di Mata Mantan Pengurus Ponpes Al Zaytun, Disebut Dekat dengan Organisasi NII

Sebelumnya, ratusan kiai mendatangi Gedung Sate, Bandung untuk membahas polemik Ponpes Al Zaytun Indramayu, Senin.

Para kiai ini diundang oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.

Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda mulai dari ulama organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, pimpinan pondok pesantren, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Pertemuan yang berlangsung secara tertutup tersebut dilakukan selama dua jam di Ruang Papandayan Gedung Sate.

Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan, sudah ada sejumlah poin yang disepakati dalam pertemuan tersebut.

Kata MUI Jabar

Sementara itu, Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar, mengatakan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Pemprov Jabar, Polda Jabar dan Kodam III/Siliwangi untuk menindaklanjuti dugaan aliran sesat di Ponpes Al Zaytun.

Baca juga: Polemik Ponpes Al Zaytun Dibahas Ratusan Kiai di Gedung Sate Bandung, Sejumlah Poin Telah Disepakati

Hasil dari pertemuan tersebut dibentuklah tim khusus (timsus) untuk menangani masalah ini.

"Jadi, kemarin belum ada seminggu, kita ini kan ada rapat gabungan di Jabar, gabungan dari Kodam, Polda, Pemda, dari MUI dan Kemenag. Nah, itu simpulannya mau membentuk tim khusus," terangnya, Selasa.

Tokoh agama, ulama hingga ormas Islam berbincang seusai melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum terkait polemik Pondok Pesantren Al-Zaytun, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/6/2023). Uu menyatakan, pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang akan dilaporkan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Selain MUI Jabar, MUI Pusat juga membentuk tim khusus sendiri.

"Kemudian di pusat ternyata juga membentuk tim gitu, jadi kalau ada yang demo sekarang, ada tuntutan segera (mengusut), itu tepat menurut saya," lanjutnya.

Berdasarkan pengamatannya, Ponpes Al Zaytun sudah melakukan sejumlah kontroversi.

"Kalau terkait dengan kriteria kesesatan sudah banyak yang menyimpang lah sebetulnya," tuturnya.

Rafani Achyar mengatakan, pihaknya telah memberikan rekomendasi ke Ridwan Kamil untuk memberikan teguran ke pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca juga: PWNU Jawa Barat: Haram Memondokkan Anak di Ponpes Al-Zaytun

Menurutnya, pimpinan Ponpes Al Zaytun sering melontarkan pernyataan yang kontroversi.

"Rekomendasi kami meminta kepada Pak Gubernur supaya menegur Al-Zaytun agar jangan menyampaikan pernyataan-pernyataan kontroversi, itu kan bikin kegaduhan," ungkapnya.

Ia mengatakan salah satu pernyataan kontroversi pimpinan Ponpes Al Zaytun yakni Indonesia termasuk tanah suci.

"Contohnya, salam misalnya mengucapkan assalamualaikum pakai salam Yahudi gitu kan."

"Terus jangan jauh-jauh pergi ke Mekkah, Indonesia juga tanah suci, nah ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini, itu kan sudah menyimpang itu," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Handika Rahman/Nazmi Abdurrahman) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini