Kepada Rahmawati, E mengaku sebenarnya tidak menikmati hubungan tersebut.
"Dia bilang 'saya tidak menikmati, tapi saya tidak punya pilihan. Jadi ya sudah lah melayani kebutuhan biologis ayah, melayani ayah makan'," kata Rahmawati menirukan ucapan E.
E juga tetap hidup dengan ayahnya di sebuah gubuk, meski kata Rahmawati, E punya kesempatan melakukan banyak hal di luar sana.
"Mungkin di awal saya prediksi pasti trauma, tapi lama-kelamaan tidak ada pilihan untuk terus melakukan sampai tujuh kali," terangnya.
Sementara itu, dari pengakuan Rudi, ia nekat melakukan inses dengan anak kandung dan membunuh bayinya karena mendapat bisikan dari guru spriritualnya.
Guru spiritual asal Klaten itu, kata Rudi, meminta dirinya melakukan hubungan intim dengan anak kandung.
Kemudian, ia juga diminta membunuh bayi dari hasil hubungan inses itu sebanyak 7 kali berturut-turut.
Permintaan tak masuk akal itu akhirnya dilakukan oleh Rudi karena ia tergiur ingin cepat kaya.
Pertemuan antara Rudi dengan guru spiritualnya itu terjadi pada 2011 silam.
"Bisikan itu supaya melakukan persetubuhan dengan anaknya sendiri."
"Dan apabila anak itu lahir supaya dibunuh dan dikubur, harus 7 kali berturut-turut."
"Tapi hal ini akan dikaji lagi apakah karangan atau apa," kata Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu, Selasa, dilansir TribunJateng.com.
Baca juga: Alasan Pelaku Bunuh 7 Bayi Hasil Inses dengan Anak: Ada Bisikan dari Guru Spiritual agar Kaya
Kronologi Temuan Kerangka Bayi
Kasus hubungan inses ayah dan anak ini terungkap setelah empat kerangka bayi ditemukan di sebuah kebun di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.