News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Populer Regional: Penyebab Gempa M 6,4 di Bantul - KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air Hari Ini

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut berita populer imulai gempa bumi guncang Kabupaten Bantul, DIY hingga KKB ancam tembak mati pilot Susi Air hari ini.

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai gempa bumi guncang Kabupaten Bantul, DIY pada Jumat (30/6/2023)

BMKG melaporkan penyebab gempa antaran adanya aktivitas subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Selain itu, hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi di Bantul tidak berpotensi tsunami.

Kemudian ada kasus tewasnya siswa kelas 2 SD di Kota Medan, Sumatra Utara.

Bocah berinisial B diduga menjadi korban penganiayaan kakak kelasnya.

Sebelum tewas, korban sempat dirawat di rumah sakit karena alami demam tinggi dan trauma.

Baca juga: Terkena Serangan Jantung saat Gempa 6,4 M Guncang Bantul, Nenek 67 Tahun Meninggal Dunia

Berita populer terakhir ada update dari aksi penyanderaan pilot Pesawat Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Informasi terbaru Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengancam akan menembak mati pada hari ini, Sabtu (1/7/2023).

Terkait ancaman tersebut, pihak TNI memberikan responsnya.

Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:

1. Penjelasan BMKG soal Gempa M 6,4 di Bantul: Dampak Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia

Gempa berkekuatan 6,4 Magnitudo mengguncang wilayah Bantul, Yogyakarta, Jumat (30/6/2023). (Capture BMKG)

 Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo terjadi di barat daya Kabupaten Bantul, DIY pada Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB.

Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Bantul ini tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63° LS ; 110,08° BT.

Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 Km arah Selatan Kota Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 67 km.

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan penyebab gempa yang mengguncang gempa di Bantul.

Ia mengatakan, gempa bumi di Bantul terjadi lantaran adanya aktivitas subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia," terang Daryono dalam kterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi di Bantul memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Sebagai informasi, hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga kali gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar masing-masing M3,4, M3,5, dan M4,2.

Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi di Bantul tidak berpotensi tsunami.

Baca selengkapnya.

2. Siswa SD di Medan Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Korban Alami Demam Tinggi hingga Trauma

Suasana rumah duka siswa kelas 2 SD yang tewas akibat dibully kakak kelas, Rabu (28/6/2023).  (TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH)

Seorang siswa kelas 2 SD di Medan, Sumatra Utara berinisial B meninggal diduga menjadi korban penganiayaan kakak kelas.

Baim sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pirngadi Medan, tapi nyawanya tak tertolong.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengaku telah mengetahui dugaan kasus penganiayaan yang menewaskan bocah SD di Medan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, penganiayaan yang dialami korban tidak terjadi di lingkungan sekolah.

Laksamana Putra Siregar berjanji akan mengumpulkan wali kelas dan orang tua siswa agar kasus serupa tidak terjadi.

Pengawasan terhadap siswa tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah.

"Tentunya ini pembelajaran bagi kami di Dinas Pendidikan. Ke depan kami akan melakukan upaya-upaya preventif, seperti parenting meeting dan hal lain sebagainya."

"Tujuannya, agar orang tua lebih memperhatikan aktivitas anak pada saat libur semester atau libur sekolah," paparnya, Kamis (29/6/2023), dikutip dari TribunMedan.com.

Sementara itu, Kapolsek Medan Kota, Kompol Selvin Trianingsih menjelaskan kasus penganiayaan yang dialami B telah dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Medan.

Baca selengkapnya.

3. Walkot Bukittinggi Erman Safar Diduga Sebarkan Berita Bohong Hubungan Inses, Polisi Periksa 8 Saksi

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar yang dilaporkan polisi karena dituding sebarkan hoaks inses ibu dan anak. (Kolase Tribunnews.com: bukittinggikota.go.id dan Instagram.com/ermansafar)

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar dilaporkan usai menyampaikan informasi adanya hubungan inses antara ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Erman Safar dilaporkan telah menyebarkan berita bohong dan melakukan pencemaran nama baik.

Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal mengatakan sudah ada 8 saksi diperiksa untuk mengetahui kebenaran adanya hubungan inses di Bukittinggi.

Para saksi yang diperiksa merupakan keluarga yang dituding melakukan hubungan inses, warga dan ninik mamak (lembaga adat).

"Benar sudah ada 8 saksi yang kita periksa terkait kasus Wali Kota Bukittinggi," ungkapnya, Kamis (29/6/2023), dikutip dari Kompas.com.

Selanjutnya, polisi akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap dinas atau organisasi yang menggelar acara sosialisasi saat Erman menyampaikan adanya hubungan inses.

"Senin kita jadwalkan pemanggilan dinas terkait. Sekarang kan masih libur," lanjutnya.

Ia menambahkan ada dua laporan yang masuk dengan terlapor Erman Safar.

Baca selengkapnya.

4. Pasutri Pengusaha Kolam Renang di Tulungagung Tewas di Ruang Karaoke, Diduga Kuat Dibunuh

Pasangan suami istri (pasutri) Tri Suharno (55) dan istrinya, Ning Rahayu (49) ditemukan tewas di rumahnya, di Jalan Raya Ngantru depan SMPN 1 Ngantru, Desa/Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (29/6/2023) malam. (Tribun Jatim/David Yohanes)

Pasangan suami istri (pasutri) sekaligus pengusaha kolam renang di Tulungagung bernama Tri Suharno (55) dan istrinya, Ning Rahayu (49) ditemukan tewas.

Mereka ditemukan tewas di ruang karaoke keluarga di rumahnya di Jalan Raya Ngantru, Kecamatan Ngantru, Tulungagung pada Kamis (29/6/2023) malam pukul 18.45 WIB.

Dikutip dari Tribun Jatim, polisi menduga para korban meninggal akibat dibunuh.

Hal ini diketahui berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang telah dilakukan.

Dari hasil olah TKP, polisi pun mengamankan 18 barang seperti kasur lipat, bantal hingga kabel microphone.

Suami Ditutup Sprei, Istri Dijerat Kabel

Salah satu rekan korban, Subandri (55) mengatakan, Rahayu ditemukan tewas dengan kondisi terjerat kabel microphone.

Sedangkan suaminya, Tri Suharno ditemukan dengan kondisi tertutup sprei dan tangan terikat.

Subandri mengungkapkan bahwa keduanya ditemukan di ruang karaoke yang terletak di belakang rumah.

"Ada ruko di depan rumahnya. Ruang karaoke itu di bagian belakang ruko," kata Subandri dikutip dari Tribun Jatim.

Baca selengkapnya.

5. KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air pada 1 Juli 2023, Kapuspen TNI: Jika Itu Dilakukan, Mereka Tahu Konsekuensinya

Pasukan KKB bersama Pilot Pesawat Susi Air Philips Mark Methrtens di hutan Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, saat ini. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Beredar di media sosial pesan ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akan menembak mati pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang mereka sandera pada Sabtu (1/7/2023) hari ini.

Menanggapi hal tersebut Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Julius Widjojono angkat bicara.

Ia meyakini jika ancaman itu dilakukan, mereka tahu konsekuensinya.

Konsekuensi yang dimaksud, kata dia, terkait dengan negara pendukung kemerdekaan Papua.

"Jika ancaman itu dilakukan, saya yakin mereka tahu konsekuensinya utamanya dari negara pendukung kemerdekaan Papua, dan secara strategi operasi akan lebih memudahkan Satgas untuk lakukan operasi," kata Julius ketika dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (30/6/2023).

Diberitakan Tribun-Papua.com sebelumnya, baru-baru ini, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya memberikan batas waktu hingga 1 Juli 2023 untuk proses negosiasi pembebasan pilot Susi Air.

Apabila batas waktu tersebut tak diindahkan pemerintah Indonesia, Egianus dan kelompoknya tak segan-segan melukai Kapten Philip.

Menanggapi ancaman tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri pun angkat suara.

Menurut Fakhiri, Egianus Kogoya dan kelompoknya adalah orang-orang yang beragama.

"Saya berharap Egianus dan keluarga besarnya bisa memikirkan hal kemanusiaan juga, sehingga jangan seenaknya melanggar apa yang dimaui oleh agama, yaitu mengambil nyawa seseorang," ujarnya di Jayapura, Kamis (29/6/2023).

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini