Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 85 warga di Dusun Jati, Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta positif antraks. Dari jumlah tersebut, 18 di antaranya memperlihatkan gejala. Mereka diketahui ikut menyembelih hewan kurban.
"Sampel darah ada 125 orang yang kita ambil, dari 125 itu yang positif ada 85. Tapi yang bergejala ada 18 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Dewi Irawati, Rabu (5/7/2023).
Dewi menuturkan peristiwa ini bisa terjadi lantaran ada kasus kematian hewan karena sakit dan kemudian masyarakat berkontak dengan daging dari sapi yang sakit tersebut.
"Ada kematian hewan karena sakit kemudian konsumsi oleh masyarakat yang kontak dengan daging," katanya.
Baca juga: 12 Warga Gunungkidul DIY Positif Antraks
Ia menyampaikan pemeriksaan langsung dilakukan setelah Dinas Kesehatan mendapat informasi.
Warga yang positif antraks sudah diberikan antibiotik.
"Mereka sudah diberi antibiotik baik yang bergejala maupun tidak," tutur dia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera melakukan investigasi lapangan untuk mengetahui potensi penularan penyakit antraks di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemenkes menerima laporan adanya 2 warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal dunia karena suspek antraks.
Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah.
"Kita sedang koordinasi dengan Dinkes Yogya dan sedang dilakukan penyelidikan epidemiologi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Sejauh ini dugaan penyebab penularan antraks adalah dari sapi milik warga yang mati kemudian disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga sekitar lalu dikonsumsi.