News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

KKB Papua Bantah Minta Uang Rp 5 Miliar Bebaskan Pilot Susi Air: Hanya Mau Merdeka

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya - KKB Papua bantah soal permintaan uang Rp 5 miliar sebagai tebusan untuk membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membantah soal permintaan uang Rp 5 miliar sebagai tebusan untuk membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens. 

KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya menyebut pernyataan tersebut tidak benar adanya. 

Dikutip dari TribunPapua.com, bantahan tersebut disampaikan Egianus Kogoya melalui video yang berdurasi 2 menit lebih 2 detik. 

Egianus Kogoya menegaskan pihaknya hanya menginginkan kemerdekaan Papua sebagai syarat pembebasan pilot Susi Air.

"Saya tangkap pilot itu hanya mau merdeka. Saya tidak pernah minta uang tebusan seperti berita yang beredar," ucap Egianus, dikutip dari TribunPapua.com, Minggu (9/7/2023). 

Egianus mengatakan, pihaknya tidak akan menerima uang Rp 5 miliar atau lebih dari pemerintah Indonesia.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak Diam saat Pilot Susi Air Disandera KKB: Kita Berupaya Sangat Ekstra

Ia menegaskan pihaknya hanya akan melepas pilot Susi Air jika Papua merdeka.

"Kalau Papua tidak merdeka, kami tidak akan menyerahkan pilot. Jadi soal permintaan Rp 5 Miliar dari Kodap III itu omong kosong," ujarnya. 

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menyatakan, pihaknya sudah berusaha untuk meyakinkan agar Egianus Kogoya dan pasukan mau membebaskan pilot Susi Air.

Namun, karena isu yang dinilai KKB Papua keliru, maka Egianus Kogoya kembali menegaskan tetap menyandera pilot Susi Air.

"Oleh karena itu kami harus kerja keras lagi untuk lobi Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya, supaya pilot asal Selandia Baru itu bisa diselamatkan," ujarnya.

Pasukan KKB bersama Pilot Pesawat Susi Air Philips Mark Methrtens di hutan Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, saat ini. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Sebagai informasi, sudah lima bulan lamanya Pilot Susi Air belum berhasil dibebaskan. 

Segala upaya negosiasi dari pemerintah telah dilakukan, namun hingga kini belum membuahkan hasil. 

Philip Mark Mehrtens disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari lalu.

Kapten Philip disandera sesaat setelah sang kapten pilot mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro. 

Egianus Kogoya dan kelompoknya juga membakar pesawat yang dikemudikan Mehrtens.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah terus melakukan upaya untuk melakukan pembebasan Kapten Philip Mark Mehrtens. 

Jokowi mengaku, negara tak tinggal diam terhadap penyanderaan yang dilakukan oleh KKB Papua terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru itu. 

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi setelah menghadiri Papua Street Carnival, di Jayapura Papua, pada Jumat, (7/7/2023).

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai menghadiri Papua Street Carnival, Jayapura, Jumat 7 Juli 2023. /Foto: Tangkapan Layar (Youtube Setpres)

Baca juga: Wakil Ketua Umum Partai Garuda Minta ke Depan Tak Perlu Lagi Bernegosiasi dengan KKB

"Kita ini jangan dilihat diam loh ya," kata Jokowi, dikutip dari youTube Kompas TV

"Kita ini sudah berupaya dengan amat sangat tetapi tidak bisa kita buka apa yang sudah kita upayakan, apa yang sudah kita kerjakan di lapangan," lanjutnya. 

Jokowi mengungkapkan, pihaknya telah menggelar rapat di Papua untuk membahas permasalahan pilot Susi Air tersebut pada Kamis (6/7/2023) malam. 

Meski demikian Jokowi mengaku tak bisa membeberkan hasil dari rapat tersebut. 

Jokowi hanya menegaskan, pemerintah terus melakukan segala upaya agar Pilot Susi Air bisa dibebaskan dengan selamat. 

"Tadi malam pun kita sudah rapat juga, nggak bisa sampaikan isinya apa dan upayanya apa," kata Jokowi. 

"Tapi pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus, tapi tidak bisa kita buka kepada publik," tegasnya. 

(Tribunnews.com/Milani Resti) (TribunPapua.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini