Di desa tersebut, Kamil bertemu dengan sejumlah anak yang merupakan warga setempat.
Dari keempat bocah tersebut, ada Khansa Fitri yang kini menjadi istrinya.
"Cerita pertama awal ketemu, kegiatan di lapangan kayak perlombaan Agustus sama warga kumpul. Tiba-tiba ada empat anak, empat anak itu termasuk istri saya dan tiganya teman-temannya," ungkap Kamil.
Kamil yang kini berprofesi sebagai guru tak berpikiran bahwa bocah di desa tempat KKN-nya dulu bakal menjadi jodohnya.
Ketika KKN, Kamil menjadi guru di Desa Cicadas, sedangkan Khansa menjadi muridnya.
"Saat KKN, saya sebagai guru, istri sebagai murid di SD, umur istri waktu itu 11 tahun kelas 5 ke 6 SD," ungkapnya.
Satu bulan berlalu, Kamil harus meninggalkan Desa Cicadas.
Saat perpisahan bersama warga pun menjadi momen menyedihkan bagi dirinya dan masyarakat setempat.
Kamil menjelaskan, ia juga berpamitan dengan warga setempat dan anak-anak di sana.
Ada juga Khansa dan teman-temannya.
Saat itu, Kamil menganggap mereka adalah adiknya, layaknya hubungan kakak-adik.
"Jadi 2011 kan terakhir bulan Agustus, di situ cuma perpisahan kayak ada yang bilang 'Kak nanti jangan lupain desa kami, jangan lupain kami anak-anak. Kalau ada waktu bisa tengokin di sini'," cerita Kamil.
Pada momen perpisahan itu pula, Khansa sempat menyembunyikan kunci motor Kamil.
Hingga Kamil berjanji akan kembali ke desa tempatnya KKN untuk silaturahmi.