News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program TNI AD Manunggal Air: 30 Titik Air Siap Dibangun di Tanah Cenderawasih

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapaldam XVII Cenderawasih Kolonel Cpl Reki Feriyanto bersama Anggota Yonif 132/BS dibantu masyarakat perbatasan RI–PNG dan juga PLBN sedang mengerjakan normalisasi bendungan Hloncing, Sabtu (22/7/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Program TNI AD Manunggal Air siap dibangun di tanah Cenderawasih. Hal itu disampaikan oleh Kepala Peralatan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Cpl Reki Feriyanto.

"Keseluruhannya kurang lebih itu ada 30 titik air dari 100 titik air yang menjadi program TNI AD Manunggal Air di seluruh Indonesia,” ungkap Reki Feriyanto akhir minggu kemarin.

Seperti diketahui,  Program TNI Manunggal Air adalah satu program Kepala Staff Angkatan Darat dalam mengentaskan masalah kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat.

Air menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Ini yang sangat diperhatikan sekali oleh pimpinan Angkatan Darat termasuk juga Pangkostrad

Reki Feriyanto mengatakan bahwa proses pengerjaan pipanisasi dan bendungan normalisasi melibatkan prajurit dibantu oleh Satgas Perbatasan Yonif 132/BS dan masyarakat.

Tujuannya adalah untuk memperbaiki bendungan dan pipa air yang mengalami kerusakan akibat longsoran materill tanah dan batu di perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea.

SUDAH DILAKUKAN DI PUNCAK JAYA

Di Papua sendiri, Program TNI AD Manunggal Air sudah dilakukan di Puncak Jaya, Sorong, Merauke, Timika. Kemudian program ini juga akan dibangun dalam waktu dekat di Kabupaten Nduga di Kampung Kenyam. 

"Air menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Ini yang sangat diperhatikan sekali oleh pimpinan Angkatan Darat termasuk juga Pangkostrad. Yang selama ini selalu menggembar-gemborkan program ini untuk kesejahteraan masyarakat kita sendiri. Dalam hal ini juga masyarakat di Papua," jelas Reki Feriyanto.

Khusus untuk Bendungan Hloncing, menurutnya merupakan program normalisasi yang sebelumnya telah dibangun oleh Kementerian PUPR pada tahun 2015. Namun sayang, dalam kondisi tidak terawat dan terbengkalai.

“Nah ini tertimpa dari material (Bendungan Hloncing). Kalau bendungan Hloncing ini kita anggapnya gravitasi Bendungan. Kita alirkan dari ketinggian ke kerendahan. Ada juga yang kita buat Hidram. Hidram ini memompa air dari kerendahan ke ketinggian, dengan tanpa menggunakan tenaga listrik. Kemudian kalau tidak ada sumber air kita bor ke dalam. Jadi ada tiga sumber air yang kita laksanakan,” urai Kolonel Reki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini