TRIBUNNEWS.COM - Tewasnya anggota Densus 88 Antiteror Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage alias Bripda IDF menyisakan duka mendalaman di hati orang terdekatnya, termasuk sang ayah Y Pandi.
Y Pandi dalam kesempatannya mengenang perjalanan hidup putra kebanggannya itu.
Pria yang menjabat sebagai pejabat inspektorat Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat tersebut mengatakan, Ignatius memang sejak kecil sudah memiliki cita-cita sebagai abdi negara.
Ignatius sempat mencoba mendaftarkan diri sebagai prajurit TNI selepas lulus dari SMA Santa Maria.
Namun saat tes, Ignatius harus menelan pil pahit kegagalan.
Ignatius tidak menyerah dengan keadaan dan tetap dengan cita-citanya.
Baca juga: Ayah Bripda Ignatius Cerita Dugaan Pemicu Anaknya Tewas, Bermula Didatangi 3 Senior Mabuk
Pada tahun 2021, ia kemudian mendaftarkan diri di Bintara Polri Polda Kalbar.
Berkat perjuangannya, Ignatius dinyatakan lulus.
Dirinya kemudian menempuh pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Kalbar.
Selama 5 bulan lamanya, Ignatius digembleng menjadi anggota Polri hingga akhirnya dinyatakan lulus.
Y Pandi menyebut, anaknya lalu mengikuti seleksi Densus 88 Antiteror.
Ia berhasil menyingkirkan ratuasan peserta lainnya.
"Saya merasa sangat bangga, dari sekian ratus peserta hanya dua yang terpilih, sebagai orang tua bangga," kata Y Pandi, dikutip dari TribunPontianak.co.id, Jumat (28/7/2023).
Y Pandi melanjutkan, saat pengumuman nama Ignatius disebutkan pertama kali sebagai peserta yang lolos.