Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Prudential Indonesia dan Prudence Foundation mendukung peluncuran dan implementasi Modul Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Komprehensif, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Yayasan Plan International indonesia (Plan Indonesia).
Implementasi Modul SPAB Komprehensif menargetkan 144.435 pelajar di 176 SMA, SMK dan SLB, dan 107.275 pelajar SD dan SMP, termasuk 6.823 tenaga pendidik di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali selama 3 tahun.
Peluncuran Modul SPAB Komprehensif ini merupakan implementasi Program Safe School untuk mendorong peningkatan kapasitas sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Tangguh terhadap Bencana.
Peluncuran modul ini juga untuk menyiapkan satuan pendidikan termasuk pelajar dan guru dalam menghadapi berbagai ancaman bencana, baik bencana alam dan iklim, ancaman kegagalan teknologi, ancaman bahaya biologis dan kesehatan, ancaman konflik dan kekerasan, hingga ancaman isu sosial seperti perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender.
“Kami percaya, anak-anak muda Indonesia yang tangguh perlu dimulai dari sekolah yang tangguh. Para pelajar dan guru perlu menjalani proses belajar mengajar dengan nyaman, aman, dan terlindungi, sekaligus mempersiapkan diri dari potensi bencana yang ada," ujar Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Syariah Indonesia Indrijati Rahayoe dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 Agustus 2023.
Baca juga: Mensos Risma Menangis Hingga Terdiam Kenang Bencana yang Dialami Warga Papua Tengah
Direktur Prudence Foundation Nicole Ngeow menyebutkan, pembangunan sumber daya manusia yang baik dan berdaya saing tinggi perlu didukung dengan lingkungan yang positif dan aman.
“Keselamatan dan keamanan adalah kunci untuk memastikan proses belajar mengajar berlangsung baik. Para pelajar dan guru perlu dibekali dengan cara-cara yang efektif untuk menanggulangi terjadinya bencana dan kekerasan pada anak yang dapat menghambat proses pengembangan diri mereka," ungkapnya.
Berdasar data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), kasus kekerasan anak melonjak cukup tinggi di 2022 hingga mencapai 4.683 aduan masuk sepanjang 2022.
Tindak kekerasan meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran, perdagangan orang, hingga eksploitasi.
Data tersebut membuktikan bahwa keamanan anak di sekolah tidak cukup dengan memitigasi risiko bencana akibat ancaman alam saja.
Diperlukan juga perhatian khusus terhadap isu sehari-hari, seperti perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender agar lingkungan sekolah dapat menjamin anak-anak terbebas dari segala risiko yang ada dan bisa belajar dalam Satuan Pendidikan terhadap Aman Bencana.
Tenaga Ahli Seknas SPAB Kemendikbudristek RI Jamjam Muzaki mengungkapkan, modul akan didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Untuk menjangkau semua sekitar 5 juta tenaga pendidik, modul ini akan diadaptasi dalam bentuk video pembelajaran yang akan dimuat pada platform Merdeka Mengajar yang dikembangkan pemerintah.