News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Data 500 Maba UIN Solo Masuk Pinjol, Pimpinan Kampus Buka Aduan dan Berjanji Lindungi Data Mahasiswa

Editor: Abdul Muhaimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pinjol. Dema UIN Surakarta dibekukan usai menggandeng perusahaan pinjol jadi sponsor ospek. Ketua Dema juga dicopot dari jabatannya.

Kasus ini menjadi pembelajaran bersama.

Pengakuan Mahasiswa Baru

Data ribuan mahasiswa baru Univesitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta bocor ke perusahaan pinjol.

Hal ini terjadi karena Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Surakarta menggandeng perusahaan pinjol sebagai sponsorship acara Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus (PBAK) atau yang dulu dikenal dengan istilah Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek).

Baca juga: 5 Fakta Pinjol jadi Sponsor Ospek UIN Surakarta: 3.000 Mahasiswa Daftar Pinjol, DEMA Terancam DO

Para mahasiswa baru yang sudah terlanjur memberikan data mereka khawatir data tersebut disalah gunakan.

Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta didesak mundur oleh Aliansi Mahasiswa Independen. Hal ini terkait ospek yang wajib mendaftar pinjol. (Istimewa via Tribun Solo)

Mereka meminta Dema selaku panitia PBAK bertanggung jawab.

"Saya minta tolong mas Ketua DEMA jangan suka maksa-maksa kayak gitu," ujar salah satu mahasiswa baru, D kepada TribunSolo.com.

Selain itu, ia juga meminta agar data mahasiswa yang sudah mendaftar bisa dihapuskan, demi menjaga ranah privat.

"Data saya dan teman-teman maba kalau bisa bagaimana caranya harus dihapuskan (dari Aplikasi), takutnya dijadikan bahan tidak-tidak," ucapnya.

Sebelumnya, D juga dipaksa untuk mendaftar registrasi aplikasi pinjol saat masa pembekalan PBAK hari pertama di sesi kedua.

Ia dipaksa untuk mendaftarkan atau registrasi membuka akun di tiga aplikasi yang menjadi sponsor PBAK.

Baca juga: Maba UIN Raden Mas Said Surakarta Diminta Daftar Pinjol saat Ospek, Ini Kata Rektor hingga DEMA

Ia sempat berusaha mengelak dengan kembali mempertanyakan tak ada kewajiban dirinya untuk mendaftar tiga aplikasi tersebut.

"Saya ngelak, buat apa regis-regis kayak gitu (aplikasi)? Wong ya orang tua saya masih bisa nyukupin kebutuhan saya di sini," jelasnya.

Saat ia mengucapkan hal tersebut, salah satu sales lalu menghampiri dirinya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini