TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) wilayah Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, meninggal dunia setelah latihan pada Rabu (9/8/2023).
Korban berinisial TA (16) merupakan siswi yang berasal dari Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten dan bersekolah di SMKN 2 Gedangsari.
Kabar duka ini dibenarkan oleh Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto.
"Iya pagi (9/8/2023) ikut latihan dan sore hari di rumahnya sakit mendadak dan meninggal dunia," kata Suryanto pada Kamis (10/8/2023), dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Dia mengatakan, setiap hari puluhan anggota paskibra menjalani latihan di lapangan Hargomulyo, Gedangsari sampai pukul 11.00 WIB.
Suryanto mengaku kehilangan dengan kepergian TA yang meninggal secara mendadak, tanpa keluhan sakit.
"Tidak ada keluhan, saya juga kaget dan kehilangan," ujarnya.
Baca juga: Viral Mobil Dinas Terobos Jalan Cor yang Basah, Pekerja Bantah Alasan Sopir Tak Ada Rambu Peringatan
Kronologi
Melansir TribunSolo.com, TA dinyatakan meninggal secara mendadak selang beberapa jam setelah melakukan latihan rutin paskibra untuk upacara HUT ke-78 Republik Indonesia wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Korban bahkan sempat dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Suripto (50) yang mengetahui kronologi TA yang mendadak sakit.
Ia menceritakan, mulanya TA tampak sehat dan mengikuti latihan seperti biasa.
Setelah latihan, kata Suripto, korban sempat bermain bersama temannya dan menyantap mi ayam.
"Kemarin itu masih mengikuti (latihan) terus pulang jam 14.00 atau jam 15.00 WIB, terus main sama temennya, beli mi ayam makan di situ," terang Suripto.
Saat petang, TA kemudian mengeluhkan pusing hingga dibawa ke Puskesmas Bayat dengan mobil pribadi pada pukul 18.30 WIB.
Tak berselang lama, TA dinyatakan meninggal dunia oleh bidan setempat sekira pukul 19.15 WIB.
Pria yang juga relawan desa Bogem itu menambahkan, sebelumnya tak ada keluhan riwayat sakit pada TA.
Baca juga: Fakta Viral Video Buaya Keluar dari dalam Tanah: Bukan Terjadi di Indonesia, Ini Video Full-nya
Puskesmas dievaluasi
Diberitakan TribunJogja.com, buntut meninggalnya anggota paskibra di Puskesmas Bayat ini membuat sejumlah warga di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mendatangi lokasi pada Kamis (10/8/2023).
Kedatangan warga itu untuk menyampaikan aspirasi terkait perbaikan layanan Puskesmas Bayat.
Pertemuan itu dilakukan dengan Puskesmas dan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Bayat.
Suripto yang juga hadir dalam pertemuan itu mengeluhkan pelayanan puskesmas yang tidak optimal menangani TA.
"Kondisinya memang sudah tidak sadar, begitu sampai situ (Puskesmas Bayat), tidak ada dokter, juga tidak ada sopir ambulans," ujarnya kepada wartawan.
Menurut Suripto, warga menuntut perbaikan layanan dalam pertemuan tersebut.
"Hasil pertemuan tadi istilahnya kita minta pembenahan, kalau pelayanan masih seperti itu kita akan kerahkan masa dan dilanjut ke kabupaten," katanya.
Kata pihak puskesmas
Di sisi lain, Pelaksana harian (Plh) Dinkes Klaten, Anggit Budiarto membenarkan audiensi warga dengan pihak puskesmas.
"Sudah terjadi audiensi dan diskusi bersama, bukan digeruduk bahasanya, jadi 15 orang perwakilan dari Bayat datang dan diskusi bareng, disitu ada Pak Camat dan Muspika, intinya (Puskesmas) Bayat buka 24 jam diharapkan proses pelayanan stand by," ucapnya.
Terkait sopir ambulans yang tidak ada pada Rabu (9/8/2023) sore, dikatakan Anggit hanya ada satu sopir yang bertugas.
Kebetulan, pada hari itu, sopir tersebut sedang sakit.
"Sopir itu satu, waktu kemarin itu sakit sopirnya, sekarang sudah disepakati kalau bagi yang bisa nyopir bisa memanfaatkan ambulans," jelas Anggit.
Baca juga: Viral Mahasiswi UIN Walisongo Curhat Fasilitas Mahad, Ngaku Diberi Makanan Basi, Ini Kata Kampus
Kemudian, hasil audiensi masyarakat dan Muspika juga didapat bahwa setiap shif jaga harus ada dokternya.
"Di sana ada dokter intership dan sudah ada di sana. Jadi itu kronologinya situasi tidak sadarkan diri di rumah dan dari CCTV di Puskesmas Bayat terekam 35 menit dari datang sampai pulang," ujarnya.
Anggit juga mengatakan sudah mendapatkan rekamedis pemeriksaan terhadap TA.
Menurutnya, TA sudah dalam kondisi tak sadarkan diri setibanya di Puskesmas Bayat.
"Dari CCTV itu, tujuh menit itu sudah flat (monitor alat pendeteksi jantung," ungkap Anggit.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Markus Yuwono, TribunSolo.com/Tri Widodo, TribunJogja.com/Almurfi Syofyan)