TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mendeteksi terdapat 20 titik panas di wilayah Sumatra Barat (Sumbar).
Jumlah titik panas ini bertambah dibandingkan pada Selasa (12/9/2023) kemarin yang hanya sembilan titik.
Baca juga: Menteri LHK Minta Semua Pihak Pantau Titik Panas di Wilayah Rawan Karhutla
"Sebarannya (peningkatan titik panas) bisa dilihat di peta, sebagian besar di sekitar wilayah Sijunjung," kata
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau Herlan Widayana.
Herlan menuturkan, arah angin masih sama dengan kemarin, yakni bertiup dari arah tenggara ke selatan.
Sementara itu langit Sumatra Barat (Sumbar) termasuk Kota Padang masih diselimuti kabut asap lebih dari 10 hari.
Herlan Widayana mengatakan bahwa kabut asap hari ini, Rabu (13/9/2023) tidak jauh berbeda dengan kemarin.
"Masih berada di kategori baik secara umum untuk wilayah Sumatra Barat," ujarnya kepada TribunPadang.com.
Ia mengatakan, sekilas bisa saja terlihat kabut asap di Padang lebih tebal hari ini, karena efek beberapa hari ini wilayah Padang tidak turun hujan.
Baca juga: Sempat Diselimuti Kabut Asap 7 Hari Berturut-turut, Kualitas Udara di Kota Padang Mulai Membaik
Pantauan TribunPadang.com dari kampus Universitas Andalas (Unand) Padang, kabut asap menghambat penglihatan ke daerah perkotaan.
Biasanya, saat siang hari, di beberapa titik di Unand, pemandangan daerah perkotaan bahkan ke perairan Kota Padang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Sebelumnya, prakirawan BMKG Minangkabau Edolatama Febrinal pada Selasa (12/9/2023) menuturkan bahwa peningkatan sebaran asap di wilayah Sumbar khususnya Kota Padang itu juga terkonfirmasi berdasarkan hasil pengamatan Stasiun GAW Koto Tabang, dengan peningkatan konsentrasi PM2.5.
Ia mengungkapkan bahwa kabut asap yang terpantau di wilayah Sumbar khususnya Kota Padang berasal dari provinsi-provinsi tetangga, yakni di selatan Sumbar yang juga terlihat dari citra satelit.
"Ada kebakaran, bisa jadi hutan ataupun lahan yang disebut titik panas (hotspot) yang menyebabkan asap (smoke)," kata Edolatama menjawab TribunPadang.com, Selasa (12/9/2022) siang.
"Kemudian terbawa angin ke wilayah Sumbar, hal ini terlihat pada model bahwa angin pada ketinggian 500, 850, dan 1000 angin berasal dari Tenggara, sementara pada ketinggian 1500 dan 3000 angin berasal dari timur," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Langit Sumatera Barat Masih Diselimuti Kabut Asap, Titik Panas Bertambah jadi 20