TRIBUNNEWS.COM - Kabut asap yang menyelimuti Kota Padang, Sumatera Barat ternyata berdampak ke para nelayan.
Di kawasan Pantai Padang, pulau-pulau kecil yang biasanya terlihat, kini telah tertutup oleh kabut asap.
Nelayan yang ada di Kota Padang pun mengeluhkan dampak dari kabut asap ini.
Tangkapan para nelayan pun berkurang.
Tangkapan nelayan ini berkurang dikarenakan jarak pandang pada saat melaut, dimana nelayan tradisional tidak menggunakan peralatan yang canggih untuk menangkap ikan.
Indra, salah satu nelayan mengatakan bahwa biasanya hanya menjadikan pulau-pulau kecil sebagai penanda pada saat menangkap ikan di laut.
Baca juga: Sumatera Barat Masih Diselimuti Kabut Asap, BMKG: Masih Kategori Baik
"Akibat kabut asap ini membuat penghasilan berkurang, karena rumpun atau dedaunan (seperti daun pinang) yang dipasang di tengah laut tidak terlihat," kata Indra.
Ia menyebutkan, biasanya nelayan berpatokan kepada lokasi rumpun satu dan lainnya dengan menandainya dengan pulau-pulau kecil dikarenakan belum menggunakan peralatan yang canggih.
"Namun, pada saat ini rumpun itu tidak terlihat akibat kabut asap ini. Jadi, nelayan kesulitan. Kejadian ini sudah berlangsung selama satu minggu ini," kata Indra.
Indra menjelaskan sampai saat ini untuk berlayar di lautan masih aman, dikarenakan jarak pandang untuk pulang pergi masih terlihat.
"Selain kabut asap, kami juga terganggu adanya angin kencang. Setiap harinya, hanya bisa melaut selama dua jam untuk nelayan tradisional," kata Indra.
Ia menjelaskan, penghasilan nelayan tradisional yang terganggu akibat kabut asap dan angin ini membuat pendapatan jauh menurun.
"Terkadang hanya untuk pembeli minyak perahu saja. Aktivitas pengganti hanya memperbaiki jaring yang robek dan perahu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kabut Asap Mulai Ganggu Aktivitas Nelayan Tradisional di Padang