TRIBUNNEWS.COM - Krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dirasakan warga di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Termasuk Dukuh Bodeh, Desa Guwo, di Kecamatan Wonosegoro, yang kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan melalui Surat Keputusan Bupati Boyolali Nomor: 100.3.3.2/450 tahun 2023, tertanggal 27 Juni 2023.
Bantuan air bersih pun diharapkan oleh warga untuk keperluan pokok mandi, memasak, hingga mencuci.
Seperti yang dirasakan Nurcholis, warga Dukuh Rempelas, Wonosegoro.
"Paling terdampak kekeringan Dukuh Bodeh Desa Guwo RT 7 khususnya paling terdampak kekeringan," ucapnya, Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Kemarau Panjang di Wilayah Banten, KS Group Peduli Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga
Namun, menurut Nurcholis untuk di wilayahnya sudah ada beberapa bantuan dari pemerintah dan komunitas.
Ia mengaku terbantu setelah adanya bantuan air bersih dari sejumlah komunitas dan pemerintah.
"Akhir-akhir ini dari komunitas sering memberikan bantuan air bersih. Kemarin ada bantuan bersih dari komunitas bus, dari Banser, juga dari pondok, BPDB" ungkapnya.
Mengenai kekeringan yang melanda wilayahnya, Nurcholis mengaku perlu ke tengah hutan untuk mengambil air sebelum mendapat bantuan.
Adapun jarak antara rumah dan alas (hutan) sekitar 2 Km.
"Di hutan ada (sumber air), jaraknya 2 Km, tapi ya kecil kalau untuk 1-2-3 RT tidak cukup," kata Nurcholis.
Oleh sebab itu, Nurcholis berharap, pemerintah tak hanya memberikan bantuan air bersih, tetapi juga sumur bor.
"Berharap bantuan pemerintah tidak cuma air bersih, tetapi sumur bor yang saya harapkan juga. Nantinya, (air bersihnya) buat masak, minum, dan mandi."