TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Bocah di Ponorogo alami sejumlah luka bahkan sampai muntah darah akibat benang layangan.
Peristiwa itu terjadi saat korban inisial DS (7) warga Desa Japan, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo menonton Festival layang-layang di Sirkuit ban bunder, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo pada 2 pekan lalu.
Siswa kelas 1 MI Setono Jenangan itu langsung dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD).
Saat sampai di rumah sakit, korban penuh luka. Bahkan muntah darah akibat terkena benang layang-layang.
Panitia festival layang-layang angkat bicara.
“Kami sudah tanggung jawab. Tidak lalu lepas tanggung jawab,” ujar ketua panitia Festival Layang-layang di Ponorogo, Bayu Mardianto, Senin (2/10/2023).
Bayu mengatakan pasca kejadian tersebut pihak panitia sudah ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Harjono bersama panitia lainnya. Pun ke-esok-an harinya dia kembali ke RSUD dr Harjono.
“Korban sudah tercover BPJS Kesehatan. Orang tuanya kan ASN. Jadi kami memberi sumbangan Rp 1 juta itu bentuk tanggung jawab kami,” kata Bayu kepada Tribunjatim.com
Dia mengklaim pihak panitia tidak kemudian lepas tangan setelah memberikan bantuan sebesar Rp 1 juta.
“Kami akan rapatkan lagi untuk biaya transportasi,” terangnya.
Menurutnya, antara pihak panitia dan korban telah dimediasi. Dia menginginkan untuk kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan dulu.
“Kita ketemu, kekeluargaan dulu. Intinya besaran berapa dirapatkan dulu. Kami bertanggung jawab untuk korban,” pungkasnya.
Sebelumnya, Festival Layang-layang di Ponorogo berujung tragedi.
Seorang bocah 7 tahun bernasib pilu lantaran terkena benang layangan yang lepas.