TRIBUNNEWS.COM - Insiden jembatan kaca pecah di wisata The Geong, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, Jawa Tengah mengakibatkan satu wisatawan tewas.
Korban merupakan seorang ibu berinisial FA (49) warga Kertayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Saat kejadian, korban tengah berswafoto di atas jembatan bersama teman-temannya.
Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus, Eko Purnomo mengatakan, ada empat orang yang menjadi korban pecahnya jembatan kaca.
Dua korban berhasil selamat, satu orang meninggal, dan satu korban lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Terungkap Banyak Testimoni Komentar di Medsos Terkait Safety Jembatan Kaca di Hutan Pinus Limpakuwus
"(Korban yang meninggal) kondisinya lemas, tidak ada darah, seperti orang pingsan. Yang satunya bisa duduk, sehingga satu dievakuasi dulu," jelasnya.
Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban yang meninggal rencananya akan pergi haji tahun depan.
Eko Purnomo menceritakan anak korban sempat menyusul ke wisata The Geong untuk memberikan kejutan.
Anak korban berangkat dari Banjarnegara bersama teman-temannya dan hendak mengabarkan dirinya telah diterima kerja.
"Anaknya cerita bahwa hari ini mau bikin kejutan untuk ibunya karena diterima kerja. Saya ketemu di depan loket waktu mau ngantar korban kedua," ungkapnya, Rabu (25/10/2023) sore, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Namun, anak korban gagal memberikan kejutan karena mendapat kabar ibunya jatuh dari jembatan kaca.
"(Mau memberi) kejutannya mungkin di sini (lokasi kejadian), sampai sini dengar ibunya jatuh meninggal dunia. Padahal saya sudah kasih tahu teman-teman jangan diberi tahu dulu, karena belum jelas," tuturnya.
Keamanan Wisata Disorot
Satreskrim Polresta Banyumas telah melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pecahnya jembatan kaca di wisata The Geong.
Pemilik dan pengelola wisata The Geong telah diperiksa jajaran Polresta Banyumas.
Jembatan kaca berbentuk huruf T tersebut memiliki ketinggian 15 meter dan panjang 75 meter.
Baca juga: Jembatan Kaca di Banyumas Pecah, 4 Wisatawan Terjatuh hingga 1 Tewas dan 1 Kritis
Eko Purnomo, mengatakan jembatan kaca yang dikenal dengan nama The Geong pertama kali dibuka pada bulan April 2023 lalu.
Saat awal beroperasi, banyak wisatawan yang mengeluhkan keamanan wisata jembatan kaca.
Pihak koperasi sudah memanggil manajemen pengelola wisata The Geong, namun hanya perwakilannya yang datang.
"Sudah kami undang, karena setelah lebaran ada evaluasi terkait pengelolaan manajemen, manajemen medsos, manajemen risiko dan lainnya," jelasnya, Rabu, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Eko para pengunjung sempat menyoroti konstruksi jembatan kaca hingga tidak adanya jaring penyelamat.
Sementara itu, seorang karyawan wisata The Geong, Angga (30) mengaku sempat mengecek keamanan jembatan kaca sebelum insiden pengunjung terjatuh.
Baca juga: 4 Wisatawan Terjatuh dari Wahana Jembatan Kaca di Banyumas, Seorang di Antaranya Tewas, Satu Kritis
Angga menyatakan kondisi jembatan kaca baik dan tidak ditemukan keretakan.
Namun, Angga tidak mengetahui kapasitas pengunjung yang dapat menaiki jembatan kaca.
Atas insiden ini, pengelola wisata The Geong siap bertanggung jawab.
"Dari bos suruh ditutup dulu nunggu perkembangan. Tapi kami selaku pihak wisata ini bertanggung jawab sepenuhnya," ucapnya.
Kelaikan Jembatan Kaca Diperiksa
Sementara itu, petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Imam Wibowo, menyatakan kaca yang digunakan pengelola wisata yakni kaca tipe tempered.
Menurut Imam Wibowo, timnya menyelidiki kaca yang sudah pecah mulai dari ketebalan hingga penyebab kaca pecah.
"Kita lihat jatuhnya kaca yang pecah bukan konstruksinya. Baru melihat jenis kaca dan tipe kaca tempered dan kita akan ukur ketebalan secara detail dan tiap kaca beda perlakuan sendiri apakah pecahnya jadi serpihan atau lempengan," paparnya, Rabu, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Baca juga: Mengenal Jembatan Kaca yang Pecah di Banyumas: Tinggi 15 Meter, Penjaga Tak Tahu Kapasitas Kekuatan
Ia menambahkan pengeloa wisata seharusnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan jembatan kaca.
"Kaca ini mesti dilihat apa yang direncanakan pemilik wahana misal untuk beban berapa dan berapa orang," terangnya.
Perilaku pengunjung juga diteliti agar ketebalan kaca yang digunakan dapat disesuaikan.
"Penyebabnya sendiri belum tahu tapi kaca yang pecah adalah satu lempeng ukuran kaca 122.4 cm."
"Kalau lihat tempat jatuhnya itu di dekat sama tumpuan, bukan karena di konstruksi tapi kami belum bisa menyimpulkan," bebernya.
Sebelumnya, penjaga toilet wisata yang menjadi saksi mata, Sanarto menjelaskan saat insiden jembatan kaca pecah ada 11 pengunjung yang ada di atas jembatan tersebut.
Para pengunjung yang berada di atas jembatan kaca terpisah ke dalam dua kelompok.
Satu kelompok yang berisi empat orang terjatuh saat sedang berswafoto di atas jembatan kaca.
"Mereka sedang foto-foto, ada dua orang yang jatuh langsung tidak sadarkan diri, sedangkan dua lainnya minta tolong," ungkapnya.
Sanarto menerangkan satu pengunjung yang berinisial F tewas di lokasi kejadian dan satu pengunjung lain yang berinisial A mengalami luka-luka.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati) (Kompas.com/Fadlan Muktar Zain)