TRIBUNNEWS.COM - "(Anak) SMP pun belum bisa membaca, bahkan untuk menulis namanya masih susah,” terang Jordy menggambarkan minimnya literasi di Pulau Mansinam.
Ya, satu pulau kecil wilayah Papua Barat tersebut nyatanya tak memiliki literasi yang baik.
Jaraknya tak jauh dari pusat Kota Manokwari, namun kesenjangan pendidikan dan literasi anak-anak Pulau Mansinam jauh tertinggal.
Kesenjangan tersebut yang memanggil Bhrisco Jordy untuk bergerak menyelamatkan masa depan anak-anak Pulau Mansinam.
Jordy saat itu masih berusia 18 tahun. Belum bisa dibilang pria dewasa.
Namun hatinya tersentuh untuk membuat komunitas Papua Future Project di awal tahun 2021.
Komunitas ini memiliki tujuan yang jelas, menuntaskan akar masalah literasi anak-anak Pulau Mansinam.
Literasi mungkin bukan hal yang sulit bagi sebagian besar anak di Indonesia.
Namun di tengah keterbatasan, anak-anak Pulau Mansinam hanya bisa mengenal sedikit tentang pendidikan apalagi soal literasi.
Di tengah keterbatasan, semangat para anak Pulau Mansinam terselamatkan.
Lahirnya Papua Future Project bak cahaya kecil yang berada di kegelapan.
Kenalkan, Bhrisco Jordy Dudi Padatu seorang anak muda sekaligus pendiri Papua Future Project untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Pulau Mansinam.
Kedatangan Jordy dari Manokwari sudah disambut dengan senyuman dan semangat anak-anak Pulau Mansinam.
Ucapan terima kasih secara langsung mungkin jarang terdengar, namun ketulusan anak-anak Pulau Mansinam selalu terlihat ketika relawan Papua Future Project datang.