Batalnya pernikahan juga membuat geger masyarakat Desa Bungtiang.
Baca juga: Kesedihan Pengantin yang Pesta Pernikahannya Tewaskan 100 Orang: Kami Selamat, tapi Jiwa Kami Mati
Minta ganti rugi
Keluarga TGH Khitbul Umam telah melaporkan kejadian ini kepada pihak pengurus Desa Bungtiang.
Sebagai kepala desa, Lalu ditemani tokoh-tokoh masyarakat mendatangi kepala Desa Kalijaga Selatan guna meminta penjelasan.
Keanehan mulai muncul karena pihak dusun sendiri tidak mengetahui rencana pernikahan tersebut.
Usut punya usut keluarga Tiwi tidak memberitahu pengurus desa.
Selain itu, calon pengantin wanita juga tidak berada di rumah saat didatangi.
"Dari pihak pemerintah desa dalam hal ini kepala wilayah juga tidak tahu kalau ada yang mau menikah, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya," urai Lalu.
Rencananya keluarga TGH Khitbul Umam ingin meminta ganti rugi karena telah mengeluarkan biaya untuk menggelar acara.
Lalu juga menyebut, pihaknya tidak mengetahui kasus ini akan diselesaikan secara hukum atau kekeluargaan.
"Kalau melaporkan ke pihak berwajib kami tidak tahu, yang jelas pihak keluarga tuan guru akan pergi ke rumah perempuan ini untuk mengambil uang yang sudah diambilnya," tutupnya.
Baca juga: Calon Pengantin di Lombok Nyaris Nikah dengan Sesama Pria, Terbongkar saat Menjalani Proses Adat
Ayah Tiwi tak restui
Kasi Humas Polres Lombok Timur, Iptu Nikolas Oesman mengkonfirmasi, keluarga Tiwi sudah membuat laporan soal orang hilang.
Tiwi keberadaannya terakhir terdeteksi saat berada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 30 Oktober 2023.
Saat itu ia sempat bertemu dengan ayah, nenek dan adiknya.
Keluarga kemudian kehilangan kontak hingga sekarang.